MALANG – Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengingatkan jajarannya akan perkembangan dan ancaman dunia global yang harus diantisipasi sejak dini.
Sejumlah pejabat Komandan Pangkalan Utama TNI AL V (Lantamal V) Laksamana Pertama TNI Edi Sucipto, bersama para Asisten Danlantamal V dan Perwira Staf menghadiri pengarahan Panglima TNI di Gedung Indoor Sport Mako Divisi Infanteri 2 Kostrad Jl. Raya Mondoroko, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (30/1/2018).
Panglima TNI mengajak Asops Panglima TNI, Aspers Panglima TNI, Aslog Panglima TNI, Aster Panglima TNI Kapuspen TNI dan Korspsri Panglima TNI.
Hadir pula Kasad, Pangkostrad, Pangdam V Brawijaya, Pangdivif-2/Kostrad, Pangarmatim, Dankodiklatal, Wakil Gubernur AAL, Kasgartap III/Sby, Kasdiv 2 Kostrad, Danguspurlatim dan pejabat lainnya.
Dalam pengarahan diikuti 1000 prajurit, Panglima TNI menyampaikan tentang Perkembangan Global dan ancaman Global, Ciber Threats (Lingstra), Uni Multiplier Realm, Ciber War dan Digitalisasi.
“Semuanya bergerak berdasarkan data-data dari teknologi komunikasi, yang bersifat ancaman Cyber Threats, Profilling ( Data Analysis), Computing Power. Kelompok ini menginginkan kehancuran dengan kejahatan cyber dan teroris adalah kejahatan yang mengancam negara,” tutur Panglima.
Orang nomer satu di jajaran TNI ini, mengulas tentang Biotechnology (Bio Threats), Gagal Panen, Penyakit campak sudah meluas yang dapat disebabkan oleh faktor alam atau kesengajaan. Juga, Inequality Threats, Radikalisme, Ekstrimisme, Populisme.
Menurutnya populisme merupakan istilah yang digunakan untuk paham yang mengutamakan kepentingan rakyat kecil, ketimbang kalangan elite. “Namun, isu ini kerap dimanfaatkan untuk memunculkan rasa nasionalisme dalam arti sempit, yang menolak semangat perubahan dan keterbukaan,” kata Hadi mengingatkan.
Fenomena itu sudah terjadi di Amerika Serikat dengan terpilihnya Donald Trump yang dalam janji kampanyenya menyiratkan sosok populis nan patriotis. Kemudian, politik populisme di Inggris dinilai menjadi penyebab “British Exit”, yang menyebabkan Inggris keluar dari Uni Eropa.
Sementara di Asia, muncul sosok Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Masyarakat merasa tidak puas dengan elite pemerintah dan mulai memercayai tokoh-tokoh yang cenderung konservatif.
Berkaitan Pilkada Serentak di tahun 2018 ini akan dilaksanakan di 171 daerah yang terdiri dari 17 Provinsi, 39 Kota, 115 Kabupaten. Panglima TNI menekankan kapada seluruh Prajurit TNI untuk bersikap Netral dalam Pilkada Serentak 2018.
Mengakhiri pengarahannya, Hadi -sapaan akrab Panglima TNI ini- menyampaikan beberapa penekanan kepada Seluruh Perwira. “Seorang perwira harus pintar, perwira harus memiliki jiwa ksatria, perwira harus berjiwa militan, perwira harus loyal dan yang terakhir,” tandasnya. (des)