Pasar Imogiri Bantul Ditutup, 322 Ekor Sapi Terpapar PMK

Pasar Hewan Imogiri selama ini menjadi tempat lalu lintas hewan dari luar Bantul. Karena itu, menurut Joko penutupan Pasar Hewan Imogiri tersebut dapat mengantisipasi virus penyebab PMK dari luar Bantul.

15 Januari 2025, 05:24 WIB

Bantul – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul menutup Pasar Hewan Imogiri menyusul terpaparnya 322 ekor sapi dari penyakit mulut dan kuku (PMK) sejak Minggu (12/1/2025),

Penutupan Pasar Imogiri dimulai hari ini Selasa 14 hingga 27 Januari 2025. Tercatat 32 ekor sapi yang telah mati karena penyakit tersebut.

“Mulai hari ini tanggal 14 Januari tahun 2025 Pasar Hewan Imogiri kami tutup selama 14 hari ke depan,” tegas Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo saat meninjau pasar hewan Selasa 14 Januari 2025.

Penutupan dilakukan karena PMK yang menyerang di beberapa titik dengan jumlah hewan sakit 322 dan 32 ekor sapi mati, potong paksa 2 ekor.

Pasar Hewan Imogiri selama ini menjadi tempat lalu lintas hewan dari luar Bantul. Karena itu, menurut Joko penutupan Pasar Hewan Imogiri tersebut dapat mengantisipasi virus penyebab PMK dari luar Bantul.

Disampaikan di pasar ini untuk keluar masuk ternak dari luar Bantul cukup tinggi.

” Jadi harapan kami, dengan adanya penutupan itu akan memutus rantai penyebaran virus daripada PMK,” harapnya.

Pihaknya menyemprotkan
disinfektan ke lokasi yang terjangkit untuk mengantisipasi peningkatan kasus.

“Seperti kami lakukan kemarin, hari ini juga kami semprot disinfektan,” ucapnya.

Disebutkan, anggaran disinfektan ini berasal dari anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk pembelian obat PMK dan disinfektan ke Pemkab Bantul yang sebelumnya diajaukan oleh DKPP Bantul.

“Sebelumnya kami juga mengusulkan dana BTT untuk pengadaan obat dan disinfektan, dan enggak banyak,” katanya menambahkan.

Imbas dari PMK tersebut, para peternak mengalami kerugian cukup drastis, yang mulanya 500 – 700 ekor sapi diperjual-belikan, kini hanya sekitar 50 ekoe.

“Dipasaran terakhir kemarin kita sudah 50 ekor sapi, padahal biasanya mencapai 600 – 700,” imbuhnya.

Namun terkait pemberian vaksin PMK yang akan diberikan kepada Pemkab Bantul, saat ini pihaknya belum mengetahui kapan alokasi vaksin dari pemerintah pusat tersebut dapat diterima. 

Sebagaimana diketahui, Pemerintah pusat akan mengalokasikan vaksin PMK sebanyak 124.000 dosis.

Untuk Bantul, dilaksanakan 274 dosis itu bantuan dari asosiasi peternak sapi potong.

“InsyaAllah di akhir bulan akan digelontorkan 30.000 dosis oleh pusat, kita menunggu,” tukasnya.

Sementara itu kambing dan domba, dia mengaku kedua hewan ternak tersebut tidak terjangkit PMK.

“Kambing dan domba masih aman. Jadi kita menutup pasar ini yang ternak sapi,” jelasnya.

Pemkab Bantul terus berupaya melakukan kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) baik ke pasar-pasar, petani, hingga. pedagang.

“Jadi teman-teman aktif melaksanakan KIE juga pengobatan terhadap yang sakit kita obati,” katanya.

Pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak terlalu panik menghadapi PMK ini.

Surat Edaran telah dikirim ke Panewu, pak Lurah agar masyarakat jangan panik dengan wabah PMK.

Terkait wacana impor sapi yang akan dilakukan pemerintah, dirinya menepis bukan karena PMK.

“Bukan karena PMK ya, tapi kita tetap obati sapi lokal dulu biar virusnya tidak kemana-mana dan hilang,” tegasnya.

Pemkab Bantul diharapkan mendapatkan bantuan impor sapi dari pemerintah pusat, mengingat kabupaten ini adalah penyuplai jumlah sapi terbesar di DIY.

“Kalau impor itu kan urusan pusat, tapi kalau daerah semoga kita Bantul dapat ya, itu saja, karena Kabupaten Bantul itu penyuplai 70 persen kebutuhan daging DIY,” ucapnya.

Kata Lurah Pasar Hewan Imogiri, Turadi, jika hewan-hewan ternak tersebut tidak terjangkit PMK biasanya untuk ukuran besar laku dengan harga sekitar mulai dari Rp 27 juta.

Pada hari biasa jika tidak ada penyakit biasanya yang masuk sekitar diantaranya 400 – 500 sapi dan itu belum masuk kambing.

“Dan untuk kisaran harganya tergantung besar, kecil, atau gemuk, kurus.Yang besar kisaran 27 juta – 30 juta, tergantung jenis dan ukuran sapinya,” katanya.***

Berita Lainnya

Terkini