Adanya bantuan tersebut anggota PPGM diharapkan bisa menjaga situasi kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) agar tetap kondusif di kawasan Malioboro pada khususnya dan di Yogyakarta pada umumnya.
“Selanjutnya bisa ikut menyukseskan program-program pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemda agar aktivitas ekonomi bisa menggeliat dan berjalan kembali dengan normal,” ungkapnya.
Ketua PPGM Kuat Suparjono menyatakan, mewakili teman-teman PPGM mengucapkan terima kasih atas perhatian tersebut dan tidak menyangka mendapatkan bantuan.
Jogjakarta, Wisata Manis dengan Budget Tipis
Kuat Suparjono mengucapkan terima kasih dan mengaku senang atas bantuan yang diberikan oleh Polda DIY. Ia meyakini pemberian bantuan ini merupakan salah satu wujud perhatian dari jajaran Polda DIY kepada para anggota PPGM yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi.
“Terlebih sudah dua bulan kami terkatung-katung terdampak aturan relokasi PKL Malioboro. Padahal rata-rata kami sudah menjalani profesi ini sebagai satu-satunya mata pencarian selama 25 sampai dengan 30 tahun dengan upah harian Rp10.000 untuk mendorong satu gerobak PP (pulang-pergi),” ucapnya.
Kuat menjelaskan, total ada 91 orang pendorong gerobak di Malioboro yang setiap hari mendorong 1.724 gerobak milik PKL di sepanjang dari Utara ke Selatan, di kedua sirip (sayap) Timur dan Barat Malioboro. Pasca-relokasi PKL Malioboro, pendorong gerobak yang berjumlah 91 orang ini otomatis kehilangan pekerjaan.
Suara Community Institute Gebrak Yogyakarta, Usung ‘Digital Journalism-Content Creation’