![]() |
Wamenkes Ali Gufron Mukti |
KabarNusa.com – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ditunjuk badan dunia PBB untuk merumuskan kembali agenda Millenium Development Goals (Post-MDGs) pada tahun 2015.
Ada tiga tokoh dunia yang terpilih untuk menyusun agenda baru MDGs yang berakhir tahun 2015. Selain SBY, dua pemimpin lainnya yang ditunjuk PBB adalah Presiden Liberia dan Perdana Menteri Inggris.
“Pak SBY diminta menyusun agenda MDGs, di mana pembahasan sebelumnya telah dilakukan di level pemimpin dunia di Bali, ” kata Wakil Menteri Kesehatan Ali Gufron Mukti saat seminar Penyakit Tidak Menular: pencegahan dan penanganannya yang digelar Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Universitas Udayana, Sabtu September 2014.
Dua hal utama yang menjadi agenda dunia adalah masalah kesehatan dan pendidikan. Bagaimana menciptakan pendidikan yang berkualitas yakni belajar selama hidup serta menjamin kehidupan yang sehat.
Dalam kaiatan MDGs itu, kata Gufron, di banyak negara penyediaan air bersih masih menjadi persoalan, sedangkan di Indonesia akses masyarakat untuk mendapat air bersih mencapai 30 persen.
Ditambahkan, satu dari tiga orang yang ikut merumuskan poin-poin Post Millenium Development Goals (Post-MDGs). Poin-poin Pos-MDGs disusun untuk menindaklanjuti MDGs yang akan berakhir tahun 2015.
“Telah disusun post-MDGs, dipilih 3 orang di dunia ini. Mereka adalah Presiden SBY, PM Inggris David Cameron dan Presiden Liberia, Ellen Johnson-Sirleaf,” kata Menteri Kesehatan Prof Ali Gufhron Mukti di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Sabtu 13 September 2014.
Ketiga tokoh tersebut telah merampungkan agenda Post-MDGs. Penyusunan terakhir dilakukan di Bali.
“Ini menggema di seluruh dunia. Agenda Post-MDGs baru akan dibahas 2015-2016. Nanti akan dipresentasikan, dibawa ke New York, ke PBB,” katanya. Menurut dia, ada 12 poin dalam Post-MDGs. “Dulu 8 sekarang 12,” tuturnya.
Poin-poin Post-MDGs di antaranya “provide quality edication and lifelong journey, ensure healthy lives, ensure food security and good nutrition dan achieve universal access to water and sanitation.
“Yang delapan dulu itu masih tetap, ditambah lagi sisanya,” tutup Gufron. (gek)