Peduli Lingkungan dalam Film Cerita dan Dokumenter

25 Juni 2015, 07:39 WIB

Kabarnusa.com – Memperingati Hari Bumi tanggal 5 Juni, Bentara Budaya Bali, menyelenggarakan Sinema Bentara  bertajuk “Peduli Lingkungan dalam Film Cerita dan Dokumenter”.

Kegiatan digelar pada Jumat-Sabtu (26-27/6) di Bentara Budaya Bali, Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra No. 88A, Ketewel, Gianyar.

Program ini bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Jerman Goethe Institut Indonesien, Alliance Franćaise Bali, dan Northern Cultural Expression Society- Canada.

Koordinator acara Sinema Bentara Vanesa Martida, mengungkapkan, film-film yang diputar kali ini merupakan fiksi dan dokumenter peraih berbagai penghargaan internasional

Diantaranya Home (Ursula Meier), Dugout Canoe (Northen Cultural Expression Society), Recipes for Disaster (John Webster), dan The Big Sellout (Florian Opitz),” ujar Vanesa Martida, koordinator acara Sinema Bentara kali ini.

Acara ini merupakan upaya transfer of knowledge dari para kreator kepada para pemirsanya sekaligus menjadi wahana yang dapat menggerakkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.

“Film Home besutan sutradara Ursula Meier misalnya, mencoba mengkritisi kehidupan urban, dimana sebuah keluarga tinggal di rumah yang bersebelahan dengan jalan raya memiliki potensi terserang penyakit paru-paru lebih besar akibat tingginya emisi karbon monoksida,” sambung dia.

Lain pula film The Big Sellout yang mengangkat tema soal privatisasi kebutuhan publik sehari-hari yang berlatar tempat di empat negara: Inggris, Filipina, Afrika Selatan dan Bolivia,

Selain itu, sutradara John Webster melalui Film Recipes for Disaster memperlihatkan bagaimana seseorang dapat ikut serta menangani masalah perubahan iklim.

Pada film tersebut, dia mengkritisi ketidakselarasan antara gaya hidup dan pencapaian kualitas hidup modern. Filmnya meraih penghargaan Film Dokumenter Terbaik pada Jussi Awards 2009 dan Norddisk Panorama 2008.

Kegiatan juga dimaknai dengan sesi diskusi pada hari kedua (27/6) yang akan membahas lebih mendalam perihal upaya pelestarian lingkungan melalui media audio visual (film); serta secara lebih khusus menyinggung tentang usaha mewujudkan tata ruang kota ideal dengan pola hidup ramah lingkungan bagi masyarakat urban.

Sebagai pembicara adalah Naniek Kohdrata, SP., MLA, seorang dosen Universitas Udayana yang juga merupakan ahli arsitektur lanskap dan tata ruang kota.

“Melalui tayangan audio visual seperti film, masyarakat dapat diajak untuk lebih peka dan menyadari kondisi lingkungan di sekitar  mereka. Generasi muda saat ini dapat bersikap lebih kritis terhadap upaya-upaya perusakan lingkungan yang bisa mengancam kestabilan ekosistem di masa mendatang,” ujar Putu Aryastawa, staf Bentara Budaya Bali. (gek)

Berita Lainnya

Terkini