Pembunuhan Jukir Kota Yogyakarta oleh 15 Tersangka Terinspirasi Kasus Vina Cirebon

Yogyakarta – Pembunuhan terhadap Fendi juru parkir di kota Yogyakarta dalam reka adegan rupanya terinspirasi kasus pembunuhan Vina di Cirebon.

Hal itu terungkap saat digelarnya136 adegan pembunuhan pemuda Fendi (30) diduga dilakukan 15 pria tersangka , pada Jumat 16 Agustus 2024 lalu.

Rekonstruksi/reka adegan yang digelar Polresta Yogyakarta di lokasi kejadi MU Futsal Jalan Kusumangera, Muja Muju, Kota Yogyakarta, pada Selasa 17 September 2024.

Diketahui, Fendi ini sehari-hari bekerja serabutan. Terkadang jadi tukang/operator parkir di sejumlah lokasi.

Malang bagi Fendi, dia dianiaya beberapa kelompok tukang parkir pada Jumat (16/8) petang. Gara-garanya Fendi dituduh kerap mengadu domba kelompok tukang parkir.

Dia meregang nyawa setelah dipukul dengan sebanyak puluhan kali di seluruh badan korban.

Dari pantauan, pra-rekonstruksi tahap pertama digelar mulai pukul 09.00 WIB. Saat para tersangka memasuki lokasi kejadin dan dikawal aparat, beberapa warga sekitar meneriaki salah satu tersangka dengan melontarkan umpatan. Dan nampak emak-emak memukul badan tersangka.

Kata Kasat Reskim Polresta Yogyakarta, Kompol MP Probo Satrio saat memimpin rekonstruksi atau proses reka ulang menggunakan pemeran pengganti. Proses rekonstruksi dilakukan tertutup untuk umum.

“15 tersangka sekarang sudah lengkap, yang waktu itu 2 tersangka masih DPO (Daftar Pengantar Orang) lalu pada Sabtu dan minggu kemarin 2 orang tersangka itu menyerahkan diri ke polisi,” ungkap Probo Satrio.

Reka adegan ini ada 136 adegan, yang mana 1 orang bisa 7 sampai 8 adegan.

Rekonstruksi digelar untuk menyinkronkan keterangan tersangka dan saksi dengan alat bukti serta meyakinkan para hakim melihat langsung rekknstruksi tersebut.

“Rekonstruksi ini untuk meyakinkan para hakim. Jadi para tersangka ini melakukan adegannya sesuai dengan apa yang dilakukan sehingga tergambar peristiwanya seperti apa,” imbuh Probo Satrio.

Mereka ada yang melakukan memukul, ada yang menendang, kemudian ada yang ngasih semut rangrang, kemudian ada yang suruh makan telur yang busuk sama cabe.

Proses rekonstruksi dilanjutkan ke TKP selanjutnya yakni Rumah Sakit Bethesda Lempuyangan.

Selain reka adegan disini, juga lakukan di Rumah Sakit Bethesda, karena salah satu tersangka membawa korban ke rumah Rumah Sakit Bethesda Lempuyangwangi dengan dalih terjadi kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.

Saat rekonstruksi, nampak sebuah alat pentungan yang mulanya akan digunakan tersangka memukul korban, namun tidak terjadi karena dihalangi rekannya.

“Yang alat pentungan berada dilokasi tapi belum sempat digunakan karena dicegah oleh rekan-rekannya,” katanya.

Dari konstruksi terungkap Fendi meregang nyawa akibat dipukul, dihantam krat tempat bir, dipukul botol miras, hingga disulut dengan rokok di bagian wajah.

Saat pemeriksaan yang dilakukan tim penyidik, para tersangka mengaku reka adegan tersebut terinspirasi dari kasus pembunuhan Vina Cirebon, yang mana seolah-olah dibuat terjadinya kecelakaan yang menimpa korban.

“Ternyata dari hasil pemeriksaan mereka ini terinspirasi kasus Vina yang di Cirebon,” kata Probo Satrio menegaskan.

Ke-15 tersangka tersebut kini dijerat pasal berlapis atau terancam hukuman pidana seumur hidup atau hukuman mati.

Kendati, aksi dilakukan spontan, tapi karena ada beberapa orang yang melakukan pembunuhan berencana yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

“Jadi para tersangka terancam hukuman pidana seumur hidup atau terancam hukuman mati,” demikian Probo Satrio. ***