Pemerintah Dorong Penyerapan Beras Lokal 1 Juta Ton, Jaga Stabilitas Harga Gabah Petan

Pemerintah menargetkan penyerapan beras dalam negeri 1 juta ton sebagai langkah strategis menjaga stabilitas harga gabah tingkat petani

21 Juli 2025, 06:00 WIB

Klaten – Pemerintah Indonesia akan meningkatkan target penyerapan beras dalam negeri sebesar 1 juta ton. Kebijakan ini merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani serta memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) demi menjamin ketahanan pangan nasional hingga akhir tahun 2025.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa penambahan penyerapan ini akan menjadi bagian dari upaya mempercepat perputaran stok di Perum Bulog.

Badan Pangan Nasional dalam waktu dekat akan menugaskan Bulog terkait penambahan serapan sampai dengan akhir tahun sebesar 1 juta ton, sesuai hasil keputusan Rakortas Kemenko Pangan beberapa waktu lalu,” ungkap Arief dikutip dari laman badanpangan, saat meninjau Gudang Bulog Meger di Klaten, Jawa Tengah, Minggu (20/7/2025).

Penambahan target penyerapan beras produksi dalam negeri ini krusial untuk memastikan harga gabah petani tetap terjaga di kisaran minimal Rp 6.500 per kilogram (kg), sekaligus menjaga dinamika stok beras pemerintah.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras dalam negeri dari Januari hingga Agustus 2025 akan mencapai 24,96 juta ton. Angka ini menunjukkan surplus produksi sebesar 3,08 juta ton dibandingkan periode yang sama di tahun 2024 (21,88 juta ton).

Surplus produksi juga tercatat pada periode Januari-Agustus di tahun 2023 (1,33 juta ton dengan produksi 23,63 juta ton) dan tahun 2022 (1,3 juta ton dengan produksi 23,66 juta ton).

Mengacu pada Proyeksi Neraca Beras, total ketersediaan beras nasional dari Januari hingga Agustus 2025 diperkirakan mencapai 25,24 juta ton, yang berasal dari proyeksi produksi 24,96 juta ton ditambah pasokan impor beras khusus 279,15 ribu ton. Dengan perkiraan total konsumsi beras sebesar 20,66 juta ton dalam periode yang sama, diperkirakan akan ada surplus ketersediaan sebesar 4,58 juta ton.

Hingga 18 Juli 2025, Perum Bulog telah berhasil menyerap 2,73 juta ton beras, atau 91,19 persen dari target 3 juta ton yang ditetapkan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2025. Dengan adanya tambahan target 1 juta ton, total target penyerapan Bulog akan menjadi 4 juta ton.

Arief menjelaskan bahwa kebijakan ini juga selaras dengan program penyaluran beras pemerintah. “Pemerintah saat ini sedang menyalurkan stok beras ke masyarakat, yaitu bantuan pangan dengan volume sekitar 360 ribu ton dan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras sebesar 1,3 juta ton.

Lalu akan masuk 1 juta ton (tambahan target serapan). Jadi memang diatur demikian supaya turnover stok Bulog bisa terjaga,” jelasnya. Ini merupakan bentuk kesiapan pemerintah dalam menjaga dan memperkuat cadangan pangan.

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan dukungan penuh pihaknya dalam menjalankan penyerapan tambahan ini.

“Kami saat ini sedang membangun tim yang melibatkan seluruh stakeholder, termasuk jajaran TNI dan Polri. Selain tambahan serapan 1 juta ton beras, kami juga ditugaskan untuk menyerap jagung sebanyak 1 juta ton,” terang Rizal.

Penambahan 1 juta ton serapan ini akan melibatkan sinergi seluruh elemen, termasuk mitra penggilingan padi dan instansi lintas sektor.

Kebijakan peningkatan penyerapan ini disambut positif oleh pelaku usaha penggilingan padi. Ketua Umum PERPADI, Sutarto Alimoeso, menyatakan bahwa penambahan serapan akan mendorong penguatan jejaring antara Bulog dan mitra di daerah. “Kami siap membangun jaringan distribusi yang lebih baik dan solid. Jika seluruh pihak bersinergi, saya yakin target tambahan ini bisa tercapai bersama,” ungkap Sutarto. ***

Berita Lainnya

Terkini