Pemilu Tak Picu Gejolak Harga Pangan di Denpasar

3 Mei 2014, 07:01 WIB
ilustrasi

KabarNusa.com, Denpasar – Pemilihan Umum 9 April yang baru saja digelar diketahui tidak berdampak besar terhadap harga beberapa kebutuhan pokok di Denpasar, Bali.

Meski demikian, selama bulan April Kota Denpasar mengalami Inflasi (kenaikan harga)sebesar 0,13 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,03.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar menyatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh kenaikan indeks lima kelompok pengeluaran.

Kelima kelompok pengeluaran yakni kesehatan 0,98 persen. kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sekitar 0,72 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sekitar 0,29 persen. Kelompok sandang memberikan sumbangan sebesar 0,28 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,23 persen.

“untuk inflasi tahun kalender April 2014 sebesar 2,09 persen, dan tingkat inflasi tahun ke tahun (year-on-year) sebesar 5,89 persen,” katanya kepada wartawan Jumat 2 Mei 2014.

Untuk kelompok yang mengalami deflasi atau penurunan harga yaitu kelompok bahan makanan 1,11 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,09 persen.

Panusunan menyatakan, komoditas yang mengalami peningkatan yaitu tariff  kontrakan rumah, tarif angkutan udara, daging babi, nasi dengan lauk, dan daging ayam ras.

Sedangkan, tTarif kontrakan rumah saat ini memang naik, kurang beberapa bulan lagi sudah tahun ajaran baru. Seperti sebelum-sebelumnya kalau memasuki ajaran baru sewa kost mulai naik.

Dia menerangkan, pada pemilihan legislatif  lalu, harga bahan pokok relatif stabil.

Secara komulatif  inflasi  Denpasar sekitar 1,99 persen, sementara target Bali 5,7 persen.

“Artinya ruang gerak kurang dari 3,71 persen.  Secara rata-rata delapan bulan kedepan atau yang tersisa 0,464 persen perbulan,”ungkapnya.

Sementara pemilihan president nanti ada kecendrungan kenaikan harga, pada bulan Juni dan  Juli akan potensial mendorong inflasi.

Kalau inflasi terlalu liar kasihan masyarakat yang berpenghasiln  rendah.

“Kalau harga melambung tinggi dan upah atau gaji tetap. Maka beban mereka bertambah, ketika beban itu bertambah secara otomatis mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Maka ini mampu berpotensi kepada jurang kemiskinan,”jelasnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini