![]() |
Mervin S. Komber (foto:istimewa). |
Kabarnusa.com –
Rencana Pemerintah melalui Kantor Imigrasi Batam, Kepulauan Riau
memindahkan sebagian pengungsi dan pencari suaka dari sejumlah negara
diantaranya Pakistan, Sudan, Somalia dan Afganistan ke Papua dinilai
akan memperberat masalah di provinsi paling timur di Indonesia itu.
Karenanya, rencana itu mendapat penolakan banyak pihak salah satunya dari Senator Papua Barat Mervin S. Komber.
Dengan tegas, Mervin menolak rencana pemerintah lantaran tempat penampungan di wilayah itu tak lagi memadai.
“Masih banyak tempat lainnya yang strategis dan dekat sekitar Batam,” kata Mervin dalam rilisnya kepada Kabarnusa.com Kamis 9 Juni 2016.
Pemerintah jangan menyelesaikan masalah dengan menciptakan masalah baru, jangan memindahkan para imigran itu ke Papua.
Karenanya,
Mervin mempertanyakan alasan para pengungsi dan pencari suaka itu harus
dipindahkan ke Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Jayapura, Papua.
“Apa alasannya? Kalo dari segi wilayah, jarak antara Batam dan Jayapura sangat jauh dan tidak strategis, tukas Mervin.
Banyak
masalah yang sedang dihadapi pemerintah daerah di Papua dan Papua
Barat, sehingga kedatangan imigran tersebut akan menambah beban bagi
pemerintah daerah.
“Disamping itu saat ini tensi politik di
Tanah Papua lagi meningkat sehingga kedatangan para imigran tersebut
akan memicu issu politik lainnya,” Mervin mengingatkan.
Sejumlah
pengungsi dan pencari suaka dari beberapa negara antar lain Pakistan,
Sudan, Somalia dan Afganistan rencana akan dipindahkan ke Papua.
Rencana pemindahan itu lantaran penampungan di Batam sudah kelebihan penghuni.
Kepala Kantor Imigrasi Batam, Agus Widjaja mengatakan, kini ada 351 pengungsi dan pencari suaka di Batam.
Mereka
ditampung di Rudenim Sekupang dan salah satu hotel di kawasan Nagoya.
Dalam waktu dekat, sebagian pengungsi dan pencari suaka itu rencananya
dipindahkan ke Jayapura. (rhm)