Pemprov Bali Ajak Umat Islam Bersama Atasi Kemiskinan

13 Agustus 2016, 14:30 WIB
Asisten II Ketut Wija melantik pengurus Basnaz Bali (foto:kabarnusa)

DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali mengajak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan warga muslim lainnya untuk bergandengan tangan menuntaskan masalah kemiskinan yang masih menghantui daerah berjuluk Pulau Dewata itu.

Asisten II Ketut Wijaya menyatakan, Pemerintah Provinsi memiliki visi dan tujuan yang agung dalam program pembangunan dalam mewujudkan Bali Mandara atau Bali yang agung. Mandara juga berarti Maju Aman dan Sejahtera.

“Semua pogram mengacu dan menuju kesejahteraan masyarakat. kebijakan program arahnya kesejahteraan masyarakat Bali,” katanya dalam Halal bi Halal MUI Bali dan pelantikan pengurus Badan Amil Zakat Basnaz) Bali Sabtu (13/8/2016).

Wija melanjutkan, dengan tujuan itu semua maka, diharapkan, MUI dan Baznas bisa membantu program tersebut untuk kesejahteraan masyarakat.

Dia mencontohkan, keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat lewat progean Jaminan Kesehatan Bali Mandara JKBM, bagi semua warga ber KTP Bali,

Demikian juga program bedah rumah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin di Bali yang saat ini sudah ada 13 ribu lebih program bedah rumah di mana masing-masing rumah digelontor Rp 30 juta.

“Masih ada 1600 rumah yang harus dibedah, tingkat kemiskinan di Bali terus kita turunkan, kita ingin menjadi yang terbaik secara nasional,” sambungnya.

Karenanya Wija mengajak MUI bersama-sama membasmi kemiskinan. Karena kemiskinan itu bisa menjadi penyebab berbagai masalah sosial seperti tindak kejahtaan, premanisme dan seterusnya.

“Kemiskinan ini harus dikeroyok bersama-sama seluruh agama elemen lainnya dengan satu tujuan bersama yang harus dibangun secara bersama-sama,” imbuhnya.

Ketua MUI Bali H Taufik As’adi menyatakan, kemiskinan terus terjadi bersumber pada masalah kesenjangan.

Kesenjangan sosial, ekonomi antara kaya dan miskin, satu penduduk dengan lainnya, satu daerah dengan lainnnya harus ditekan agar tidak semakin melebar.

“Manusia iti satu, berasal dari ayah dan ibu satu, yakni adam dan hawa, tidak ada manusia yang lebih dari manusia lainnya kecuali amal perbuatannya,” tuturnya.

Tugas utama manusia di bumi, bagaimana menciptakan jangan sampai ada kesenjangan di masyarakat.

“Jangan ada kesenjangan antara rakyat dan pemimpin, yang kaya dan miskin karena itu semua bisa membuat yang dekat menjadi jauh,” tuturnya dalam acara yang dihadiri ratusan tamu undangan itu,

Masalah kesenjangan, menjadi tantangan untuk diatasi secara bersama-sama pula antar daerah antar pemerintah juga organisasi-organisasi kemasyarakat lainnya.

Agama bukan faktor yang membuat jarak atau menjuahkan manusia satu dengan lainya, antara daerah satu dengan lainnya, agama mestinya menjadi spirit kebersamaan bagaimana mengatasi Kesenjangan bersama.

“Ini tugas dan tandatangan MUI, Basnaz dan organsasi lainnya,” tutup Taufik yang alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu . (rhm)

Berita Lainnya

Terkini