Denpasar – Semakin menipisnya pemahaman nilai-nilai Pancasila
mengakibatkan banyak pengaruh buruk yang terjadi di tengah masyarakat,
khususnya yang menyerang kaum muda.
Ketua TP PKK Provinsi Bali Ni Putu Putri Suastini Koster mengatakan,
sosialisasi pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila harus terus
dilakukan secara bersinergi.
Menguatkan sumber daya manusia dengan menanamkan pemahaman bukan hanya melalui
teori saja, namun harus langsung mempraktikkan di lapangan.
“Tujuannya menumbuhkan rasa loyalitas, kesetiaan dan dedikasi menjadi hal yang
harus dimiliki setiap generasi bahwa kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi,” ungkap Putri dalam acara dialog Perempuan Bali Bicara, dengan tema
“Menanamkan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Keluarga”, di Denpasar , Senin
(8/2/2021).
Kata Putri, dalam keluarga anak-anak hendaknya diberikan tugas untuk
dilaksanakan. Rumah merupakan sekolah pertama untuk menanamkan kedisiplinan
dan penumbuhan karakter yang berkepribadian baik dan bertanggung jawab.
Disampaikannya, pada pengamalan sila pertama, seorang anak dididik untuk
mengokohkan pribadi melalui pembagian tugas pemahaman agama yang kita anut.
Yang nantinya dapat diterapkan dilingkungan luas terutama pertemanan, sekolah
dan di manapun kita berada. Sehingga di sini penanaman hubungan manusia dengan
Tuhan sangat penting.
“Guru di sekolah memberikan teori, sedangkan rumah dan lingkungan menjadi
tempat untuk melaksanakan praktik,” terang Wanita yang penuh dengan talenta
ini.
Pada sila kedua yakni penanaman nilai kemanusiaan untuk saling hormat
menghormati antara diri kita dengan orang lain. Pada sila Persatuan Indonesia,
orangtua memiliki peran menanamkan kecerdasan kita untuk kejayaan bangsa,
sehingga anak anak memiliki kecintaan terhadap bangsa dan tanah air.
Pada sila keempat, kita sudah diajarkan untuk melakukan hal-hal baik dan
positif dalam kehidupan.
“Sejak lama kita ditanamkan lebih mendahulukan cara musyawarah untuk mufakat
untuk mendapatkan hasil sebuah kesempatan yang bermanfaat bagi banyak pihak,”
ujar Ny Putri Koster.
Sedangkan pada sila kelima, orangtua menanamkan rasa adil dalam kehidupan.
Orangtua memiliki peran sebagai pendorong bagi kesuksesan anak anaknya,
memiliki kewajiban untuk menanamkan rasa yang berkeadilan dan memiliki rasa
sosial yang tinggi bagi lingkungannya.
Filternya harus jelas mana yang boleh ditiru dan mana yang tidak, karena
kemajuan teknologi harus dikuasai dan dimanfaatkan dengan keahlian yang
profesional dan jangan sampai kita dikuasai oleh kemajuan teknologi.
Sehingga tidak mampu menyaring informasi yang sesuai kaidah yang benar dan
tidak percaya pada informasi yang bohong (hoax).
Jangan sampai teknologi informasi menjadi bumerang bagi keberlangsungan
pertumbuhan karakter anak-anak kita. Karakter yang harus ditanamkan di dalam
keluarga bagi anak anaknya adalah pendidikan berbudi luhur, etika dan sopan
santun.
“Dengan berfikir, berbicara dan berperilaku yang baik akan mampu memagari diri
sendiri untuk mengendalikan hal hal negatif tidak terjadi,” tegasnya.
Kepala Staf Korem 163 Wirasatya Kolonel infanteri I B Ketut Surya Widana
menyebutkan sejumlah poin dalam penanaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila
diantaranya Pandangan hidup dalam membina rumah tangga menjadi sumber
pendidikan utama dalam penanaman karakter dan pribadi.
“Penghayatan dan pengamalan Pancasila adalah prioritas dalam kehidupan. Di
mana orangtua harus menjadi teladan dan contoh yang baik bagi anak-anaknya,”
terangnya.
Sedangkan penanaman pengamalan nilai-nilai Pancasila tidak cukup hanya melalui
teori saja namun harus nyata dengan dilakukannya praktik bersama di tengah
lingkungan masyarakat.
Anak anak diberikan tugas masing-masing sehingga tumbuh peran serta sebagai
karakter individu yang matang sejak awal.
“Contohnya masing-masing anggota keluarga memiliki tugas di rumahnya, sehingga
tumbuh rasa tanggung jawab terhadap sebuah kewajiban,” tegas Kepala Staf Korem
163 Wirasatya.
Program dari Korem 163 Wirasatya bagi anggotanya sudah terbentuk dan
pembekalan bagi pelaksanaan dan penerapan nilai nilai Pancasila di kesatuan-
kesatuan hingga Koramil dan Babinsa yang nantinya dapat di sosialisasikan di
tengah masyarakat. (rhm)