KabarNusa.com – Ulah para pelaku pencurian pasir laut di Pantai Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana semakin nekat kendati banjar adat setempat telah membuat awig terkait pelarangan penggambilan pasir laut.
Tidak hanya itu, warga juga telah membuat portal permanen di pesisir pantai Yehembang namun pelaku tetap nekad melakukan aksi pencurian pasir laut dengan dalih butuh makan.
Mereka melancarkan aksinya justru dengan membuat jalan baru menuju pantai untuk menurunkan kendaraannya.
Jalan baru itu membuat pelaku leluasa membawa keluar masuk kendaraannya ke pantai untuk menggambil pasir laut.
Para pelaku pencurian tidak memperdulikan warga yang tiap malam menjaga kawasan pantai.
Sebaliknya para pelaku justru menangtang kelian banjar setempat yang setiap malam ikut menjaga kawasan tersebut.
Beberapa warga Banjar Adat Cita Nirmala Sari, Desa Yehembang, Mendoyo Selasa (14/10) menggatakan, sejak ada awig (pesuara), para pelaku pencurian pasir laut yang seluruhnya adalah warga lokal tetap melakukan aksinya.
Padahal banjar adat setempat sebelumnya telah bergotong royong untuk memagari kawasan pesisir serta membuatkan portal agar para pelaku tidak bisa menurunkan kendaraannya ke pantai.
“Tapi portal yang kita bangun juga dirusak. Kami tidak tahu siapa yang merusaknya. Tapi kami buat portal baru lagi yang lebih permanen, pelaku justru membuat jalan baru lagi,” terang salah seorang warga.
Pelaku baru melakukan aksinya setelah warga bersama kelian banjar meningalkan lokasi pesisir.
“Pelaku memang terus mengamati warga yang tugas jaga. Ketika yang tugas jaga pulang, pelaku baru beraksi,” tuturnya.
Terkait hal tersebut, pihaknnya meminta aparat pemerintah termasuk pihak kepolisian untuk cepat turun tanggan sehingga masalah tersebut bisa segera diatasi.
Disamping itu menurutnya, jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut, maka suasana akan semakin keruh dan dikuatirkan akan memicu keributan yang lebih besar antara para pelaku pencurian pasir laut dengan masyarakat yang menghendaki penggalian pasir laut ditutup. (dar)