Pendemo Ingatkan Jangan Sampai Jadi Bangladesh Kedua saat Jokowi Ada di Istana Agung Jogja

Massa aksi Jogja Memanggil membentangkan sejumlah spanduk dan poster diantaranya bertuliskan "Hancur Lebur 26 Tahun Reformasi," hingga "Lawan Dinasti Politik".

29 Agustus 2024, 09:35 WIB

Yogyakarta -Saat Presiden Joko Widodo atau Jokowi berada di dalam Istana Agung Yogyalarta massa pendemo mengingatkan jangan sampai terjadi seperti di Bangladesh.

Massa berorasi saat aksi lanjutan “Jogja Memanggil” yang kembali menyerukan untuk mengadili Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sekitar Istana Gedung Agung Yogyakarta, pada Rabu 28 Agustus 2024 sore hingga malam hari.

Aksi massa terdiri dari gabungan mahasiswa, buruh, pekerja rumah tangga, PKL, berbagai elemen masyarakat sipil.

Compress 20240829 103041 1116

Massa membentangkan sejumlah spanduk dan poster diantaranya bertuliskan “Hancur Lebur 26 Tahun Reformasi,” hingga “Lawan Dinasti Politik”.

Sedikit berbeda denga. aksi sebelumnya, kali ini aksi dilakukan karena bertepatan kunjungan Presiden Jokowi ke Yogyakarta.

Orasi dilakukan mssa demo secara bergantian salah satunya dari perwakilan Gusdurian Yogyakarta Ahmad Murtadho.

Dia mengaku khawatir dengan kondisi demokrasi Indonesia saat ini bisa menjadi Bangladesh kedua.

Ahmad Murtadho mengingatkan, kerusuhan di Bangladesh hampir sama apa yang terjadi di Indonesia saat ini yakni dipicu polemik ekonomi hingga dinasti politik.

“Saya nyatakan ini sudah tidak main-main lagi, kita memperingatkan kepada rezim hari ini jangan sampai Indonesia jadi Bangladesh kedua. Rakyat sudah marah,” katanya.

Bukan cuma narasi melawan Jokowi membangun dinasti politik, mereka juga meluapkan kemuakan pada aparat keamanan, dalam hal ini adalah Polisi.

Kemarahan ini juga karena yang memupuk karena tindakan Aparatur Negara yang mengatakan mahasiswa jangan pakai kekerasan, padahal apalagi teman-teman mahasiswa juga enggak ada yang mau dengan kekerasan.

“Ini buat aparat aparat keparat yang lakukan,” teriaknya.

“Jangan sampai terus-terusan menjadikan aparat sebagai anjing yang dipakai untuk menyerang rakyat kayak kemarin malam di Semarang para aktivis mahasiswa dan rakyat yang protes dipukulin,” katanya mengingatkan.

Untuk itu pihaknya kembali menekankan, tujuan massa demo ini berkumpul untuk
memperjuangkan demokrasi, bukan democrazy.

Jangan aparat mengatakan rakyat yang membuat kemarahan ini, tapi jumlah kemarahan rakyat ini ya karena undang-undang institusi sudah diinjak-injak oleh Jokowi.

“Sudah tidak ada space untuk Mulyono di sini!” teriaknya.

Diketahui, Mulyono merupakan nama pertama yang disandang Jokowi. Yang mana, kala itu Jokowi sakit-sakitan, sehingga membuat orang tuanya mengganti namanya menjadi Joko Widodo. Kini nama Mulyono masih menjadi trending topic di medsos berhari-hari.

Kemudian aksi telah berakhir sekitar pukul 19.00 WIB.

Berita Lainnya

Terkini