KabarNusa.com –
Isu-isu lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan dalam kaitan
penerbangan sipil menjadi bahasan penting dalam pertemuan negara-negara
anggota Internastional Civil Aviation Organization (ICAO) yang digelar
di Kuta, Bali.
Pertemuan berlangsung 15-19 September 2014,,
merupakan pertemuan rutin tahunan sebagai tindak lanjut dari kesepakatan
pada CAEP ke9 di Monteral Canada pada tahun 2013.
“Pertemuan ini
dalam rangka mempersiapkan bahan dan melaksanakan sasaran untuk
menghadapi sidang pleno CAEP ke-10 tahun 2016,” papar Direktur Keamanan
Penerbangan selaku Ketua Panitia ICAO CAEP Yusfandri Gona di Kuta, Senin
(15/9/2014).
Diharapkan, lewat pertemuan ini, bisa dihasilkan
draft usulan kebijakan dan regulasi dan standar produk dari negara
anggota CAEP maupun negera peninjau yang akan diserahkan kepada ICAO
Council.
Kali ini pertemuan dihadiri 123 delegasi dari 21 negara
anggota CAEP dan lima negara peninjau serta tujuh organisasi peninjau
terdiri dari institusi internasional, lembaga kawasan, perwakilan
asosiasi riset dan industri serta asosiasi profesi seperti IATA dan ACI.
Dari
Indonesia turut hadir dalam pertemuan itu untuk berpartisipasi seperti
Garuda Indonesia, Pertamina, PT Angkasa Pura I hingga airline.
Kata
Yusfandri, Indonesia berperan aktif dalam pertemuan itu, apalagi
sebagai tuan rumah dengan memberikan dukungan penuh bagi upaya penurunan
emisi gas kaca.
Sebelumnya juga telah digelar workshop Aviation Biofuel Renewable Energi Task Force and The ISPO/RSPO di Jakarta.
“Ini
sebagai bentuk inisiatif Indonesia dalam rangka penurunan emisi gas
rumah kaca dan implementasi dalam aviation biofuel,” sambungnya.
Pada
pertemuan yang berlangsung lima hari itu, dilakukan pembahasan agenda
terkait administartion arrangement, emissions technical hingga
alternatif fuel. (kto)