Pengembangan Kilang Pertamina Diharapkan Tak Terganggu Insiden Balongan

1 April 2021, 03:00 WIB
Ilustrasi kebakaran/(Shutterstock)

Jakarta – Musibah kebakaran menimpa kilang Pertamina di Balongan,
Indramayu, Provinsi Jawa Barat diharapkan tidak menganggu pekerjaan proyek
membangun RDMP RU VI – Balongan Phase-1 di lokasi kebakaran tersebut.

Kebakaran kilang Balongan Senin 29 Maret 2021, pada pukul 00.45 wib telah
ditangani berkat kesiapan dan kesigapan jajaran Direksi Pertamina.

Bahkan Direktur Utama sub holding Perdagangan dan Komersial (Commercial and
Trading) Mas’ud Khamid memastikan, bahwa pasokan (supply side) dalam memenuhi
konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam pengertian pelayanan konsumen dalam
kondisi yang aman dan terpenuhi.

Direktur Logistik dan Jaringan Distribusi (Logistic and Supply Chain) Mulyono
meyakinkan publik mengenai ketersediaan persediaan itu mencapai 10,5 juta
barrel sampai 27 hari ke depan.

Tanggapan jajaran Direksi Pertamina ini disampaikan langsung melalui salah
satu media televisi swasta nasional pada pukul 10.00 wib yang dipimpin
langsung oleh Direktur Utama BUMN Holding Migas ini, Nicke Widyawati.

Menurut Ekonom Defiyan Cori, kepastian dan jaminan BUMN Pertamina atas pasokan
BBM untuk masyarakat konsumen ini penting, karena akan berdampak pada kegiatan
atau mobilitas perekonomian masyarakat dan menyangkut cabang produksi penting
yang menguasai hajat hidup orang banyak.

Dengan demikian, publik dan khususnya konsumen loyal Pertamina tidak perlu
khawatir akan masalah kelangkaan yang.mungkin terjadi.

Tim pemadan kebakaran bersama tim HSSE Kilang Pertamina Balongan telah bekerja
melakukan pemadaman api di kilang yang berlokasi di Desa Balongan, Kabupaten
Indramayu, Jawa Barat selama hampir 12 jam, dan penyebab kebakaran masih
diselidiki.

Defiyan juga mengharapkan, pekerjaan proyek Pertamina dalam membangun RDMP RU
VI – Balongan Phase-1 di lokasi kebakaran tersebut, yaitu CDU (Crude
Distillate Upgrading Project) yang telah mulai dibangun melalui pemancangan
(pilling) perdana pada bulan Februari 2021 lalu tidak akan terhambat.

“Pengembangan kilang ini sangat penting bagi pengurangan ketergantuangan
impor,” tegas dia.

Selain itu, bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas unit pengolahan dan
meningkatkan kapasitas produksi kilang Pertamina Balongan dari yang semula
hanya 125 MBSD menjadi 150 MBSD, serta mampu menghasilkan naptha untuk proses
lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.

“Mudah-mudahan kinerja pembangunan kilang tidak akan terganggu oleh insiden
kebakaran dan diharapkan dapat mengambil hikmahnya,” imbuhnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini