Nusa Dua– Bank Indonesia meminta sinergi lintas lembaga diperkuat dan perdagangan antardaerah terus ditingkatkan dalam mendukung upaya pengendalian inflasi pangan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti mengungkapkan hal itu dalam sambutan pada Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNIP) Wilayah Bali dan Nusra dengan tema “Dari Pekarangan Menuju Kestabilan Harga Pangan”, di Nusa Dua, Badung Bali, Jumat (9/12/2022).
Menurutnya, dalam pengendalian inflasi, langkah konkrit harus dilakukan dengan memperkuat sinergi mulai dari pusat provinsi, kabupaten kota termasuk Bank Indonesia dan lembaga lain.
“Kita harus punya komitmen yang tinggi untuk bersama-sama dalam pengendalian inflasi pangan ini,” katanya mengingatkan.
Diakuinya, masalah pangan memiliki andil cukup besar sekitar 70 persen terhadap inflasi.
Masalah pangan seperti cabai, telur, bawang merah , itu adalah yang dimakan sehari-hari namun terus menghadapi masalah.
Dijelaskan Indonesia pernah memiliki pengalaman krisis cabai sehingga saat itu, Destry mendorong bagaimana masyarakat melakukan gerakan menanam cabai di pekarangan rumah.
Langkah itu dipraktekannya sendiri di rumah dan bisa memenuhi kebutuhan cabai.
“Menanam cabai sangat mudah sekali. Coba bayangkan kalau semua melakukan hal sama. Gerakan ini langkah kongkrit tim pengendalian inflasi,” kata mantan ekonom perbankan ini.
Mengutip pesan Presiden Joko Widodo agar jangan main-main dengan inflasi. Bahkan, sebagai ekonom saat itu, menginginkan agar bisa menghindari inflasi karena akan menyebabkan harga-harga naik dan daya beli masyarakat menurun.
“Mari bersama sinergi mengatasi inflasi yang memang banyak didrive oleh pangan. Jika daya beli berkurang, bayangkan kalau harga-harga pangan makin naik tinggi” tandasnya.
Dalam sambutan secara virtual Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, pengendalian inflasi harus dilakukan bersinergi dari pusat sampai ke daerah.
Beberapa gerakan telah dilakukan dalam pengendalian inflasi di Provinsi Bali, seperti peluncuran tanam cabai merdeka se-Bali.
Kemudian, penandatanganan Kepala Daerah se-Provinsi Bali untuk menjaga stabilitas pangan hingga operasi pasar yang difokuskan pada 7 pangan strategis.
Koster berharap, Badan Usaha Pangan dapat bekerja sama antara daerah. TPID Bali terus bersinergi dengan pemangku kepentingan di Provinsi Bali.
Anggota Komisi XI DPR RI, I Gusti Agung Wirajaya mengaresiasi upaya Pemprov Bali dalam menyeimbangkan inflasi.
“Untuk menjaga inflasi dengan gotong royong. Tidak hanya pemerintah tapi juga masyarakat dan Bank Indonesia telah terbukti dengan program cabai dalam pengendalian inflasi,” tuturnya.
Diingatkan, pengendalian inflasi tugas semua elemen masyarakat bukan hanya pemerintah. Ketahanan pangan mulai dari pekarangan masing-masing seperti gerakan tanam cabai.
Pada kesempatan itu, Inspektur Jendral Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir Balaw, menyebutkan, GNIP sangat bermanfaat dan bentuk komitmen dalam pengendalian inflasi.
Kenaikan harga pangan sangat menentukan inflasi. Sejak bulan September inflasi berkisar 5,95 persen, kemudian bulan Oktober 5,71 persen , dan bulan Nopember 5,42 persen.
“Kita patut bersyukur dan menambah keyakinan kita mampu mengendalikan inflasi. Kita bisa mengalahkan harga beras, cabai, bawang, telur. dengan keyakinan ini membuat kita percaya diri semakin terus menekan inflasi ini,” imbuhnya.***