Kabarnusa.com – Sebagai bakar baka energi alternatif dan diklaim ramah lingkungan LIquefied Gas for Vehicle (LGV) untuk transportasi di Provinsi Bali tergolong masih minim.
Padahal populasi kendaraan bermotor di Bali terus meningkat hampir 7 persen pertahun sementara konsumsinya masih didominasi Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Kita terus berusaha membangun budaya dan peradaban tentang pentingnya menjaga lingkungan, bersih dan sehat seperti dalam penggunaan LGV yang lebih ekonomis dibanding minyak,” ujar Kepala Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup Novrizal Tahar di Denpasar, Selasa 13 Januari 2015.
Lewat dukungan pemerintah daerah, telah dicanangkan untuk 10 ribu kendaraan yang menggunakan LGV di mana telah diproduksi oleh Pertamina dengan nama Vi-Gas.
Kendaraan yang menjadi sasaran program itu adalah yang bergerak di sektor riil seperti di Organd, industri pariwisata Asita yang sangat memperhitungkan keuntungan atau nilai ekonomisnya.
Asosiasi-asosiasi yang ada seperti Organda dan Asita maupun freelance, cukup potensial digarap, karena sebagai daerah tujuan pariwisata, cukup banyak yang dikelola berhimpun di dalamnya dengan jumlah kendaraan mencapai puluhan ribu.
“Kita juga masuki pemerintah, diharapkan kendaraan dinas terus memakai pertamax atau pertamax plus, karena bisa untuk penghematan yang signifikan,” imbuh alumnus Teknik Perminyakan ITB itu..
Selain itu, kampanye energi bahan bakar yang ramah lingkungan dan ekonomis seperti LGv bisa diikuti kalangan swasta atau BUMN dan masyarakat lainnya.
Bersama Pertamina dan stakeholder lainn, pihaknya terus membangun satu kesadaran masyarakat bahwa dalam kehidupan modern itu harus mengedepankan ramah lingkugan.
Dengan begitu, masyarakat memiliki daya saing menuju peradaban yang ramah lingkungan. (rma)