Bangli – Desa Wisata Penglipuran di Bangli, Bali, kembali menegaskan posisinya sebagai ikon pariwisata budaya kelas dunia.
Hal ini terbukti dari kunjungan Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhani, yang menyatakan kekaguman mendalam terhadap tata ruang desa yang harmonis, kearifan lokal yang lestari, serta komitmen desa dalam mengimplementasikan konsep pariwisata regeneratif.
Dalam kunjungannya, Menteri Widiyanti tidak hanya menikmati keindahan arsitektur tradisional Penglipuran, tetapi juga aktif mengeksplorasi berbagai daya tarik desa.
Widiyanti menyusuri Hutan Bambu Penglipuran—kawasan hijau yang dinilai mencerminkan kesadaran tinggi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan—serta mengunjungi Pasar Pelipura yang menjadi pusat aktivitas ekonomi kreatif dan keramahtamahan warga lokal.
Lebih jauh, Menteri Widiyanti turut berpartisipasi dalam workshop budaya, seperti membuat canang sari, gebogan, dan melukis bambu, menunjukkan dukungan penuh pemerintah terhadap pelestarian seni dan tradisi lokal.
Pengalaman beliau semakin lengkap dengan mencicipi kuliner autentik Penglipuran, termasuk Loloh Cemcem (minuman herbal tradisional) dan Kelopon Ketela Ungu, yang ia sebut sebagai bagian penting dari pengalaman wisata unik.
Mengakhiri kunjungan, Menteri Widiyanti, memberikan apresiasi tinggi atas komitmen Penglipuran. Beliau menekankan bahwa Penglipuran adalah contoh nyata destinasi pariwisata berkelanjutan yang kini bertransformasi menuju parisiwata regeneratif—sebuah pendekatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan menghidupkan kembali alam serta budaya lokal, bukan hanya sekadar menjaganya.
Wayan Sumiarsa, Kepala Pengelola Desa Wisata Penglipuran, menyambut baik pernyataan tersebut, menyebut kunjungan Ibu Menteri sebagai “semangat baru.”
Kehadiran Menteri Widiaynti membuktikan apa yang dijaga di desa ini—kebersihan, kelestarian budaya, dan kearifan lokal—dapat menjadi inspirasi bagi bangsa.
“Kami percaya pariwisata regeneratif adalah masa depan, dan Penglipuran siap menjadi contohnya,” ujar Wayan Sumiarsa.
Kunjungan ini secara strategis semakin mengukuhkan Desa Wisata Penglipuran sebagai destinasi pariwisata budaya dan alam yang mendunia, sekaligus menobatkan Bali sebagai pelopor pariwisata regeneratif di Indonesia. ***