Denpasar – Sektor penjualan ritel di Provinsi Bali menunjukkan tren positif yang signifikan sepanjang Maret 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali tercatat solid di angka 117,7, melesat 6,4% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Angka ini melampaui batas optimis (>100), mengindikasikan geliat konsumsi masyarakat yang terus menguat.
Survei bulanan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali terhadap 100 peritel di kawasan Denpasar dan sekitarnya mengungkapkan bahwa lonjakan kinerja ritel ini dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat seiring dengan momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idulfitri 2025.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Senin (5/5/2025) di Denpasar, menegaskan bahwa kenaikan permintaan ini terutama didorong oleh konsumsi masyarakat lokal Bali.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) turut mengamini tren ini, mencatat inflasi Bali pada Maret 2025 sebesar 1,61% (month-to-month/mtm), berbalik arah dari deflasi -0,57% (mtm) pada Februari 2025. Di sisi lain, kunjungan wisatawan ke Bali mengalami penurunan moderat sebesar -1,90% (mtm), dengan total 776 ribu wisatawan tercatat berdasarkan data Angkasa Pura.
Secara sektoral, pertumbuhan penjualan ritel ditopang oleh kinerja positif di berbagai sub sektor. Suku cadang dan aksesori memimpin dengan kenaikan 5,6% (mtm), diikuti oleh peralatan informasi dan komunikasi serta barang budaya dan rekreasi yang masing-masing tumbuh 3,0% (mtm).
Barang-barang lainnya seperti farmasi, kosmetik, elpiji rumah tangga, dan barang kimia untuk rumah tangga juga mencatatkan peningkatan sebesar 1,9% (mtm).
Sebagai perbandingan, pada Februari 2025, IPR Bali berada di level 116,9 atau tumbuh 6,9% (yoy), menunjukkan tren peningkatan konsumsi yang konsisten.
Prospek Positif dan Kewaspadaan Global
BI Provinsi Bali memproyeksikan prospek penjualan ritel di Bali akan tetap positif dalam beberapa waktu ke depan. Keyakinan ini tercermin dalam Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) yang menunjukkan optimisme pelaku usaha terhadap pertumbuhan penjualan ritel baik dalam jangka pendek maupun menengah.
IEP untuk bulan Mei 2025 tercatat solid di angka 164, dan bahkan melonjak menjadi 194 untuk proyeksi Agustus 2025, keduanya jauh di atas ambang batas optimis (IEP > 100).
“Terjaganya IEP pada level optimis mengindikasikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Bali akan terus berlanjut, meski dibayangi oleh dinamika kebijakan persaingan perdagangan di tingkat global,” ujar Erwin Soeriadimadja.
Untuk menjaga momentum positif ini, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali terus bersinergi dalam menjaga stabilitas harga, memastikan daya beli masyarakat tetap kuat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan. ***