Penyemaian Bibit Padi di Terasering Jatiluwih, Begini Prosesnya

Proses penyemaian bibit padi di Jatiluwih dimulai persiapan lahan semai yang dipilih di tempat yang datar, mudah diairi, dan terpapar sinar matahari yang optimal.

Jatiluwih – Bibit padai yang disemai petani di terasing dan kini berusia seminggu menjadi pancaran awal dari Keindahan Desa Wisata Jatiluwih di Kabupaten Tabanan Bali.

Hamparan sawah terasiring dengan bibit padai menjadi pemandangan hijau yang memukau.

Tidak hanya menarik bagi wisatawan yang berkunjung namun juga memperkuat status Jatiluwih sebagai Warisan Dunia yang diakui UNESCO.

Proses penyemaian bibit padi yang dilakukan secara tradisional ini menggambarkan dedikasi dan kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun oleh para petani Bali.

Proses penyemaian bibit padi di Jatiluwih dimulai dengan persiapan lahan semai yang dipilih di tempat yang datar, mudah diairi, dan terpapar sinar matahari yang optimal.

Tanah dicangkul dan dihaluskan untuk membuat bedengan ideal bagi pertumbuhan bibit padi, kemudian diberi pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan kesuburannya.

“Proses ini merupakan bagian integral dari budaya kami,” ujar Jhon Putra, manajer pengelola proses penyemaian di Jatiluwih.

Pihaknya sangat bangga dengan metode tradisional yang digunakan.

Setiap langkah dilakukan dengan penuh perhatian dan cinta untuk memastikan bahwa padi kami tumbuh subur dan berkualitas tinggi.

Proses penyemaian bibit padi di Jatiluwih melibatkan beberapa tahapan penting. Pertama, lahan semai dipilih di tempat yang datar dan mudah diairi, kemudian tanah dicangkul dan dihaluskan untuk membuat bedengan yang ideal, serta diberi pupuk organik untuk meningkatkan kesuburannya.

Setelah itu, benih padi varietas lokal yang telah disesuaikan dengan kondisi lingkungan Jatiluwih ditaburkan secara merata di atas bedengan dan diairi dengan hati-hati untuk menjaga kelembaban tanah.

Selanjutnya, bibit padi dirawat dengan penyiangan gulma secara manual, pengairan rutin, dan pemupukan susulan secara berkala menggunakan pupuk organik atau hayati untuk memastikan pertumbuhannya optimal.

Setelah satu minggu, bibit padi telah tumbuh dengan 3-4 daun dan tinggi sekitar 10-15 cm, siap untuk dipindah tanam ke sawah.

Pada tahap akhir, sawah dibajak dan diratakan untuk mempersiapkan penanaman bibit padi.

Bibit padi ditanam di sawah dengan jarak tanam yang sesuai dengan varietas padi yang digunakan, dilakukan dengan tangan secara hati-hati untuk memastikan bibit tertanam dengan baik dan posisinya tegak.

Dalam seminggu, bibit padi di Jatiluwih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Pada hari 1-3, benih padi mulai berkecambah dengan tunas hijau muda yang muncul dari dalam benih, serta akar yang mulai tumbuh dan menembus tanah. Pada hari 4-6, daun-daun kecil mulai bermunculan, memainkan peran penting dalam fotosintesis.

Memasuki hari ke-7, bibit padi telah memiliki 3-4 daun dan tinggi sekitar 10-15 cm, siap untuk dipindah tanam ke sawah.

Para petani di Jatiluwih akan terus merawat padi dengan penuh perhatian setelah ditanam di sawah.

Penyiraman, pemupukan, penyiangan gulma, dan pengendalian hama penyakit dilakukan secara berkala untuk memastikan pertumbuhan optimal.

Proses ini menandai perjalanan panjang padi di Jatiluwih, yang dalam beberapa bulan ke depan akan tumbuh, berbunga, dan menghasilkan bulir-bulir beras yang lezat dan kaya nutrisi.

Keindahan terasering Jatiluwih tidak hanya menjadi daya tarik visual tetapi juga bukti nyata dedikasi dan kearifan lokal para petani dalam menjaga warisan budaya dan menghasilkan pangan berkualitas tinggi yang ramah lingkungan. ***

Berita Lainnya

Terkini