Melalui riset, saya berharap mahasiswa dapat membangun cara berpikir kritis sehingga mampu mendalami, memahami dan melakukan kegiatan riset dengan baik dan kegiatan ini dapat menghasilkan kebaruan pengetahuan, ide dan pemahaman dasar tentang metodologi riset sehingga dapat menghasilkan riset berkualitas untuk mendukung terwujudnya Ekonomi Biru,” terang Kusdiantoro.
“Dengan terlibatnya lembaga pendidikan tinggi kami, Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi, sebagai mitra eDuFish, tentunya akan berkontribusi dalam mengasilkan riset-riset terapan bidang kelautan, perikanan dan ekowisata yang dapat memberikan manfaat secara langsung bagi masyarakat,” lanjutnya.
eDuFish merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mendukung peningkatan kapasitas dan kualitas peneliti dan mahasiswa, peneliti muda di bidang produksi perikanan dan budidaya, juga ekowisata pesisir yang mengarah pada keberlanjutan lingkungan dan ekonomi bagi Indonesia.
Ancam Keutuhan Pancasila, Arus Iptek Dipakai Alat Hembuskan Isu SARA
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa dan peneliti muda untuk belajar dari para ahli dan praktisi dan menawarkan kesempatan pada mahasiswa dan peneliti muda untuk menerima pelatihan juga bimbingan dalam persiapan dan presentasi penelitian.
Hadir sebagai pembicara pada kesempatan ini, Wengky Ariando (Researcher Chulalongkorn University Thailand); Prof. Jamaluddin Jompa (Dekan Pascasarjana Universitas Hasanuddin); Andi Rusandi (Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Ditjen Pengelolaan Ruang Laut KKP); dan Victor Nikijuluw, Ph.D (Conservation International).
Dalam materi bertajuk Potential Impacts of Recreation Diving Activities to the Suistainability of Coral Reef Ecosystem of Small Island, Prof. Jamaluddin Jompa memberikan delapan rekomendasi di antaranya yakni, pengembangan pariwisata bahari Indonesia harus didorong dan dikoordinasikan dengan semua pihak terkait; area andalan untuk wisata bahari harus segera ditetapkan dalam zonasi dan dikelola secara profesional; perlu adanya perbaikan aksesibilitas untuk menjangkau berbagai objek archipelago tourism; hingga pengelolaan kawasan konservasi dan charismatic species yang perlu diefektifkan dalam menopang archipelago tourism.
Menkeu Sri Mulyani: Reformasi Perpajakan Antisipasi Dampak Ketidakpastian Ekonomi Global
Sementara itu Andi Rusandi, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP, dalam materi berjudul Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi, menerangkan bahwa pemerintah pusat berkontribusi dalam pengelolaan kawasan konservasi dalam hal pengarusutamaan konservasi dalam program nasional, penyusunan NSPK pengelolaan kawasan konservasi, peningkatan kapasitas SDM pengelola, publikasi kawasan konservasi dalam peta laut Indonesia, hingga kajian dan evaluasi pengelolaan kawasan konservasi.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menilai bahwa perguruan tinggi berperan penting dalam mewujudkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. Sebab, perguruan tinggi memiliki bidang riset dan sumber daya manusia yang mumpuni dan unggul. ***