![]() |
Suasana Nyepi di Monang Moning Denpasar (foto:herdian amandhani) |
DENPASAR – Pelaksanaan Hari Nyepi, Selasa (28/3/17) di Bali berjalan lancar dan khitmat seluruh umat Hindu melaksanakan tapa berata penyepian di rumah masing-masinhg demikian juga dengan umat lainnya turut menghormati Nyepi di Tahun Baru Caka 1939.
Masyarakat Hindu di Bali merayakan Nyepi dengan cara menjalankan Catur Brata Penyepian seperti Amati Geni(tidak menyalakan lampu), Amati Lelanguan (Tidak Berfoya-foya), Amati Lelungan (Tidak Bepergian), dan Amati Karya (tidak melakukan pekerjaan).
Saat hari Raya Nyepi seluruh penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai ditiadakan. Pelabuhan Gilimanuk yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Bali dan Pelabuhan Padang Bai yang menghubungkan Pulau Bali dan Pulau Lombok juga ditiadakan selama Hari Raya Nyepi.
Demi menghormati Hari Raya Nyepi, stasiun televisi nasional dan lokal juga tidak siaran. Warga Masyarakat juga tidak ada yang berkendara saat Hari Raya Nyepi. Seperti terlihat di kawasan Monang-Maning Denpasar Barat, tak ada satu kendaraan pun yang melintas.
Warga di pemukiman padat penduduk itu, bila keluar rumah dan berjalan di jalan raya akan dikenakan denda adat sejumlah Rp 200 ribu dan akan diinapkan di banjar sebagai bentuk sanksi adat. Guna menjaga keamanan dan ketertiban saat hari Raya Nyepi, para pecalang akan menjaga selama 24 Jam berkeliling di tiap-tiap Banjar.
Wisatawan lokal maupun asing yang berlibur di Bali dan menginap juga telah dihimbau untuk tidak keluar areal hotel selama Hari Raya Nyepi. Hari Raya Nyepi secara tidak langsung juga andil besar dalam proses penghematan energi karena Warga Bali secara serentak mematikan listrik selama 1 hari. (gek)