Wakil Gubernur Bali Cok Ace saat membuka kejuaraan terbuka KABADDI Piala Gubernur Bali 2019/ist |
Denpasar – Kejuaran Terbuka KABADDI 2019 resmi digelar selain untuk memperbutkan Piala Gubernur Bali 2019 juga semakin mempopulerkan olahraga asal India itu ke masyarakat di Pulau Seribu Pura.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati secara resmi menyerahkan Piala Bergilir Gubernur Bali 2019 kepada Ketua Panitia Pelaksana Kejuaran Terbuka KABADDI 2019 yang akan diperebutkan oleh 6 Provinsi yang ada di Indonesia.
Penyerahan bertepatan upacara pembukaan Kejuaran Terbuka KABADDI 2019 di Gor Lila Bhuana, Denpasar, Jumat (13/12/2019). Cok Ace mengatakan, Kabaddi merupakan olahraga yang lahir di India dan saat ini sudah diperlombakan pada tingkat internasional.
Provinsi Bali melalui Koni Bali, akan lebih mengenalkan kepada masyarakat, tentunya melalui pembinaan, pembibitan dan pengembangan olahraga ini.
“Sehingga ketika mengikuti even internasional, Bali sudah memiliki Atlet KABADDI yang siap berlaga dalam kancah internasional,” harapnya. Perlombaan pertama ini merupakan langkah awal untuk mencari bibit unggul dalam cabang olahraga tersebut.
“Saya rasa perlombaan kali ini merupakan langkah awal dalam pencarian bibit berbakat untuk cabor ini dan selanjutnya saya harap KONI lebih melakukan pembinaan intensif terhadap para atlet”, tandasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Kejuaran Terbuka KABADDI 2019 Made Sukawan mengungkapkan bahwa Olahraga tersebut sudah berumur lebih dari 4000 tahun, sudah menjadi aktivitas tradisional di peradaban India kuno, khususnya di kawasan Punjab, sebelum menyebar ke Andhra Pradesh, Uttar Pradesh, Karnataka, Kerala, Bihar, Haryana, Maharashtra, Telangana, hingga Tamil.
Permainannya cukup sederhana. Dua tim berisi tujuh pemain bergantian menyerang. Durasi permainan dua kali 20 menit.
Poin didapatkan jikalau si penyerang mampu menangkap pemain bertahan lawan. Tim yang bertahan juga bisa mencuri poin jika para pemainnya sanggup melumpuhkan penyerang lawan lebih dulu dengan beragam cara, termasuk pakai kaki.
Permainan ini mirip permainan tradisional Nusantara seperti permainan Benteng/Bentengan atau Gobak Sodor, dan gale-gale (bali) misalnya. Sedangkan untuk peserta yang mengikuti kejuaran tersebut, sebanyak 420 orang yang berasal dari 6 provinsi di luar Bali.
Pihaknya berharap kejuaran tersebut nantinya dapat menjadi motivasi para atlet untuk lebih berprestasi dan juga memotivasi masyarakat lain untuk menggemari olahraga tersebut. (rhm)