Peresmian Megah Jembatan Kabanaran: Mahakarya Inovasi Konstruksi dan Pemberdayaan Lokal di DIY

Jembatan Kabanaran, yang sebelumnya dikenal sebagai Jembatan Pandansimo diresmikan Presiden Prabowo Subianto menjadi ikon baru di DIY

19 November 2025, 18:21 WIB

BantulPresiden Prabowo Subianto telah meresmikan sebuah ikon baru infrastruktur di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Jembatan Kabanaran, yang sebelumnya dikenal sebagai Jembatan Pandansimo.

Jembatan ini tidak hanya memecahkan rekor sebagai salah satu jembatan terpanjang di Indonesia yang menggunakan Sistem Struktur Corrugated Steel Plate (CSP) dengan timbunan ringan dari semen mortar sepanjang 675 meter, tetapi juga menjadi simbol kolaborasi dan kepercayaan terhadap tenaga kerja lokal

Proyek ambisius senilai Rp 863,72 miliar ini merupakan hasil kolaborasi konsorsium antara Surya Group dan Adikarya. CEO sekaligus founder Surya Group, Muhammad Suryo, menegaskan peran kontraktor lokal sangat krusial dalam keberhasilan proyek ini.

“Kontraktor lokal memang sangat berpengaruh karena dari sisi material dan sumber daya manusia, mereka lebih menguasai wilayah. SDM lokal tentu lebih mengenal karakteristik daerah dibanding kontraktor dari luar Jogja,” ujar Suryo usai peresmian.

Jembatan Kabanaran, yang memiliki panjang 675 meter dan lebar 24 meter, serta total penanganan jalan 2.300 meter, ini dibangun dalam kurun waktu 579 hari (November 2023 hingga Juni 2025) dan menyerap hingga 4.578 tenaga kerja.

Suryo memastikan keamanan jembatan ini telah diperhitungkan matang-matang.

“Jembatan ini sudah didesain sesuai standar Kementerian PUPR, pastinya aman digunakan masyarakat dan bisa bertahan untuk jangka panjang,” jelasnya.

Kelebihan utama Jembatan Kabanaran terletak pada penggunaan semen mortar besar ringan yang diproduksi oleh perusahaan anak Surya Group.

Material inovatif ini jauh lebih ringan dibandingkan beton konvensional, menjadikannya pilihan yang efisien dan tetap kokoh untuk konstruksi jangka panjang.

Peresmian Jembatan Kabanaran membawa harapan besar bagi percepatan ekonomi di wilayah DIY dan sekitarnya. Data Kementerian PUPR mencatat manfaat vital yang akan dirasakan masyarakat:

Peningkatan Konektivitas: Memperkuat jalur Jalan Lintas Selatan DIY.

Efisiensi Waktu: Memangkas waktu tempuh hingga kurang lebih 20 menit.

Pengembangan Sektor: Mendorong sektor pertanian, logistik, dan pariwisata.

Pengurangan Biaya Operasional: Menurunkan biaya operasional kendaraan hingga 13,11 persen atau setara Rp 1,4 triliun.

Peningkatan Ekonomi Wilayah: Produksi komoditas diperkirakan naik 18,6 persen atau setara Rp 7,7 miliar per tahun.

Mengakhiri wawancara, Muhammad Suryo menyampaikan harapan agar pemerintah pusat terus memberikan perhatian dan kepercayaan kepada kontraktor lokal.

“Harapan saya memang pemerintah pusat memperhatikan kontraktor-kontraktor lokal supaya perekonomian itu berjalan. Tidak selalu bahwa kontraktor lokal itu tidak bisa mengerjakan barang-barang besar,” tutupnya. ***

Berita Lainnya

Terkini