Bupati Tabanan meresmikan TPS 3R di Daerah Tujuan Wisata Jatiluwih Kecamatan |
TABANAN – Masyarakat sekitar Daerah Tujuan Wisata Jatiluwih Kabupaten Tabanan Bali kini mampu mengelola sampah secara mandiri guna menciptakan lingkungan bersih dan sehat sekaligus menjaga keindahan salah satu warisan budaya dunia Unesco itu.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti meresmikan TPS 3 R (Reduce, Reuse, Recycle), di Banjar Kesambahan Kelod, Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Jumat (19/1/2018).
Didampingi para OPD Tabanan dan juga manajer DTW Jatiluwih, Bupati Eka mengungkapkan pentingnya memerangi sampah, antara lain dengan memelihara TPS 3 R, pengoptimalan Bank Sampah, dan yang paling penting adalah menyadarkan masyarakat akan dampak/bahaya dari sampah.
“Persoalan sampah di Kabupaten Tabanan harus mendapat perhatian serius kita bersama. Konsepsi pembangunan TPS 3 R adalah salah satu cara mengelola sampah secara mandiri dari masyarakat,” katanya.
Caranya, dengan Reduce; pembatasan timbulan sampah, Reuse atau pemanfaatan kembali, dan mendaur ulang atau Recyle.
Instalasi ini dibangun atas dasar sinergitas masyarakat Desa Jatiluwih dengan Badan DTW Jatiluwih dan Pemkab Tabanan. Sehingga sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk memelihara TPS 3 R tersebut.
TPS 3 R ini untuk dimanfaatkan se-optimal mungkin demi terciptanya lingkungan hidup yang sehat dan bersih. Ke depan kita masih berjuang mendapatkan bantuan mesin pengolah sampah menjadi pupuk organik.
Ia menekankan, pentingnya bahaya sampah, salah satunya bahaya pembuangan sampah ke laut dapat menyebabkan timbulnya bakteri yang dapat menyerang penghuni air, hewan, bahkan manusia sekalipun.
“Di Bandung, seorang anak terkena serangan bakteri ganas pseudmonas auroginosa. Oleh karena itu perlu dibuatkan sosialisasi terkait bahaya sampah seperti video, spanduk dan lainnya,” imbuh Bupati Eka.
Salah satu cara efektif merubah mindset masyarakat tentang sampah adalah Bank Sampah. Sampah tidak menjadi masalah, tapi dengan Bank Sampah bisa menjadi berkah. Ke depan diharapkan inovasi-inovasi dari semua pihak.
Manajer DTW Jatiluwih I Nengah Sutirtayasa mengatakan pembuatan TPS 3R ini di latar belakangi karena masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan,.
Juga kurangnya pemahaman masyarakat sebagai penghasil sampah plastik untuk mengelola sampahnya sendiri (sampah organik). Pihaknya juga menjelaskan perjalanan TPS 3R yang diawali dengan bantuan CSR motor gerobak sampah.
Masih ada masyarakat yang membuang sampah di jalan, sungai atau selokan. Perjalanan TPS ini diawali dari bantuan CRS dari Bank BPD Bali, Pembelian tanah TPS tahun 2015, pembuatan bangunan sementara tahun 2016.
Pengajuan proposal ke Dinas Lingkungan Hidup Tabanan, Pembelian mobil pick up tahun 2017 dan akhirnya pembangunan TPS 3R dan pengadaan mesin pencacah pupuk organik.
Tujuan TPS 3 R ini antara lain adalah untuk terciptanya lingkungan DTW Jatiluwih yang Berlian (Bersih Lingkungan Asri dan Nyaman) sebagai pendukung sektor pariwisata, dan juga peningkatan sumber pendapatan desa melalui pengelolaan sampah terpadu.
“Dengan adanya TPS ini selain menciptakan lingkungan Berlian, juga sebagai peningkatan citra desa bagi sebagai desa atau wilayah lain, dan tentunya akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Jatiluwih,” imbuhnya. (rhm)