Kabarnusa.com – Kerusuhan di Desa Tukadaya, Kecaamatan Melaya, Jembrana, Bali pada Senin 11 Mei lalu salah satunya dipicu sikap seorang warga yang yang tidak mengindahkan peringatan pihak desa.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menanggapi aksi amuk massa yang mengakibatkan tiga rumah dan satu bangunan belum jadi dirusak.
Dia menambahkan, permasalah tersebut terjadi disamping karena keterlambatan pengukuran tanah, juga karena Samsi tidak mengindahkan intruksi dari pihak desa, kecamatan dan pihak aparat keamanan.
Aparat sebenarnya meminta Samsi tidak melakukan aktivitas pembangunan di tanah tersebut.
”Tapi kenyataannya peringatan itu tidak diindahkan oleh Samsi dan dia tetap melakukan aktivitas, sehingga warga kesal dan merusak bangunan yang ada,” tukas Kembang belum lama ini.
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan terjadi di Desa Tukadaya, Kecaamatan Melaya, Jembrana, Bali, Senin (11/5) sore, ratusan warga desa pakraman setempat mengamuk dan merobohkan tiga bagunan rumah dan satu bangunan yang sementara dikerjakan milik Samsi, salah seorang warga setempat.
Kerusuhan tersebut dipicu lantaran Samsi membangun rumah ditanah timbul yang dijadikan jalan oleh pihak desa.
Sehingga dengan pembangunan tersebut desa tidak memiliki Catuspata (perempatan agung) lantaran satu jalan ditutup untuk pendirian bangunan.(dar)