Kabarnusa.com – Nyoman Masni sosok satu di antara sedikit wanita Bali yang mampu menapaki karir dengan baik tanpa melupakan kodratnya sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya. Perjuangannya untuk mengangkat kaumnya sejajar dengan kaum hawa serta perhatiannya terhadap masa depan anak, membuat sebagian besar hidupnya tak pernah lepas dari dunia perempuan dan anak.
Meski telah memasuki usia senja, namun pemikiran dan komitmen pembelaan terhadap anak dan perempuan dan tak pernah padam hingga sekarang. Satu hal yang hendak ditinggalkan ke anak cucu, bagaimana hidupnya bisa tetap bermanfaat bagi keluarga dan orang lain.
Perjalanan hidup MAsni yang masih tercatat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Bali ini, coba dipotret oleh jurnalis Tokoh Sri Ardhini dan peneliti mahasiswa S2 Universitas Udayana Freandy David Rumagit.
Lewat editor jurnalis senior di Bali yang juga rekan seusianya Widminarko, buku ini bisa menjadi referensi bagi aktivis peduli anak dan perempuan dalam memperjuagkan idelismenya.
Masni sendiri mengaku tidak semua perjalanan hidupnya mampu direkam, disampaikan dalam buku biografi mantan jaksa tersebut.
“Saya tidak banyak menuturkan di sini, kecuali yang saya ingat. Motivasi saya tak lain, bahwa apa yang saya alami, rasakan dalam perjalanan hidup seperti saya juga suatu saat dihadapi orang lain,” katanya saat peluncuran buku setebal 122 halaman di Kantor LPA Bali, belum lama ini.
Yang membuatnya bersyukur dan bahagia mensyukuri hidupnya lantaran mampu melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang lain.
Sebagai orang tua, lewat buku ini, Masni ingin memberikan nasehat berdasar pengalaman hidupnya. Kata dia, hendaknya sehebat setinggi apapun jabatan dan kekuasan seseorang, jangan sampai melupakan orang tua.
“Kita harus senantiasa ingat dengan peran orang tua yang menjadikan kita bisa seperti sekarang,” imbuh ibu empat orang anak itu.
Sembari berseloroh, Masni meminta ketika membaca buku yang berjudul ‘Perempuan Teladan’ itu, anggap saja sedang membaca komik, dengan santai tidak terlalu serius.
Menariknya, buku itu berhasil diluncurkan bertepatan dengan Masni yang baru saja menapaki usia senjanya yang ke 72 Tahun.
Salah satu guru dan seniornya Prof Dr NK Mardhani Ratha dalam kata pengantar buku itu menilai Masni sebagai sosok wanita pekerja keras, gigih tak kenal lelah.
Dia berharap buku biograsi Masni bisa menjadi teladan bagi geberasi penerus dan perempuan di Bali sehingga kemajuan dialami dalam berbagai kehidupan tetap terbalut nilai-nilai kearifan lokal yang adiluhung.
Hal sama disampaikan Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra bahwa buku itu merupakan salah satu upaya memotivasi perempuan di Denpasar dan Bali umumnya untuk meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam pembangunan baik sektor publik maupun politik. (rhm)