Perkuat Budaya Riset, Madyapadma Hadirkan Lima Pusat Studi Penelitian Baru

30 Desember 2025, 10:06 WIB

Denpasar – Dalam rangka kegiatan Presslist ke-15, Peluncuran Pusat Studi Penelitian Madyapadma hadir sebagai gagasan baru dalam memfokuskan dan mengembangkan riset anggota Madyapadma. Pusat studi ini diperkenalkan sebagai wadah penelitian yang menaungi berbagai riset Madyapadma yang terfokus pada kelima penelitian unggulan sesuai Pusat Studi Penelitian masing-masing. Kelima pusat studi penelitian itu diluncurkan pada puncak acara Presslist 15, pada Sabtu (27/12/2025).

Adapun lima bidang utama atau unggulan dalam Pusat Studi Penelitian Madyapadma meliputi Pusat Studi Penelitian Rompi Anti Peluru, Pusat Studi Penelitian Bioavtur, Pusat Studi Penelitian Kamboja, Pusat Studi Penelitian Sains Dasar Berbasis Kearifan Lokal, dan Pusat Studi Penelitian Biomaterial Maju. Kelima bidang tersebut menjadi fokus pengembangan dan penelitian berkelanjutan yang dapat dipilih dan dikembangkan oleh anggota Divisi Penelitian Madyapadma sesuai minat dan ketertarikan masing-masing.

Ketua Seksi Peluncuran Pusat Studi Penelitian Madyapadma, I Wayan Tabah Satya Wiguna (16), menjelaskan bahwa pusat studi penelitian ini memiliki tujuan dalam mewujudkan penelitian Madyapadma yang terfokus dan berkelanjutan dengan masing-masing anggota divisi penelitian diperkenankan untuk memilih satu atau lebih dari kelima bidang utama untuk dikembangkan dan diteliti lebih mendalam lagi.

“Di masing-masing bidang pusat studi juga sudah memiliki kepengurusan sendiri yang terdiri dari alumni dan anggota aktif,” jelas Tabah Satya.

Lebih lanjut, Tabah Satya mengungkapkan kekagumannya terhadap Pusat Studi Penelitian bidang rompi anti peluru yang menjadi salah satu fokus utama pusat studi penelitian. Menurutnya, pemanfaatan bahan alam sebagai material rompi anti peluru merupakan inovasi yang jarang ditemui dan belum banyak diketahui masyarakat.

“Setahuku masih jarang banget dan enggak kepikiran kalau bahan alam seperti serat gebang itu ternyata bisa dibuat jadi rompi anti peluru,” ungkap Tabah Satya.

Di samping pusat studi penelitian berbasis teknologi dan material, adapula Pusat Studi Penelitian Sains Dasar Berbasis Kearifan Lokal yang juga memberi ruang bagi penelitian yang berakar pada nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Koordinator Bidang Pameran Karya Ilmiah, Ida Bagus Putra Arka Diwangkara (17), menjelaskan bahwa konsep dari kearifan lokal ini fokus kepada budaya-budaya dari Bali seperti dewasa ayu (hari baik -red), gelang tridatu, dan tradisi lainnya.

Melalui pusat studi ini, Arka Diwangkara menuturkan bahwa Madyapadma berupaya membuktikan bahwa tradisi dan budaya tidak hadir tanpa alasan. Tradisi tersebut, menurut Arka Diwangkara, memiliki landasan ilmiah yang bersumber dari pengamatan leluhur terhadap pola-pola alam sebagai panduan dalam kehidupan.

“Hal-hal seperti inilah yang ingin dibuktikan oleh Madyapadma kepada masyarakat luas bahwa segalanya ada alasannya,” ungkap Arka Diwangkara.

Kelima pusat studi inilah yang dapat difokuskan dan dikembangkan lebih lanjut.

Penelitian tersebut agar tidak hanya untuk lomba, tetapi berkelanjutan dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari,” ucap Arka Diwangkara.

Terdapat lima pusat studi yang akan diluncurkan, diantaranya yaitu Pusat Studi Rompi Anti Peluru yang mengembangkan bahan alternatif rompi anti peluru yang lebih ekonomis dan ringan menggunakan serat alami seperti serat gebang dan nanas, Pusat Studi Bioavtur yang menciptakan bahan bakar pesawat ramah lingkungan sebagai alternatif avtur impor, Pusat Studi Kamboja yang memanfaatkan bunga kamboja untuk produk baru, Pusat Studi Sains dasar Berbasis Kearifan Lokal Bali yang meneliti sistem kalender tradisional secara ilmiah serta Pusat Studi Biomaterial Maju yang mengembangkan material mutakhir dari bahan alam untuk kebutuhan era globalisasi.

Peluncuran Pusat Studi Penelitian Madyapadma diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat budaya riset di lingkungan Madyapadma sekaligus menjadi kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkelanjutan dan berpihak pada nilai-nilai keindonesiaan.***

Berita Lainnya

Terkini