Perlindungan Hak Cipta Kian Ketat: Menkum Pastikan Transparansi Royalti dan Wanti-wanti Isu AI Bersama CISAC

CISAC) menyatakan kesiapannya untuk membantu Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Hukum (Kemenkum), dalam memperkuat regulasi Hak Cipta

8 November 2025, 11:01 WIB

Jakarta – Confederation of Societies of Authors and Composers (CISAC) menyatakan kesiapannya untuk membantu Pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Hukum (Kemenkum), dalam memperkuat regulasi Hak Cipta, serta menerapkan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan royalti di tanah air.

Dukungan ini disampaikan oleh Direktur Regional CISAC untuk Asia Pasifik, Benjamin Ng, saat melakukan kunjungan kehormatan kepada Menteri Hukum Republik Indonesia (Menkum RI), Supratman Andi Agtas, di Jakarta, Senin (03/11/2025).

Menkum Supratman menyambut baik tawaran tersebut dan menegaskan komitmennya terhadap prinsip transparansi.

“Masalah tata kelola royalti di Indonesia masih banyak trust issue (masalah kepercayaan). Ini yang akan kita benahi,” ujar Menkum.

Menkum menekankan, Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) wajib menyerahkan data hasil pengumpulan dan distribusi royalti kepada pemilik hak cipta dan pihak terkait untuk mengatasi berbagai komplain yang terjadi sebelumnya.

Upaya ini sejalan dengan fokus Presiden RI Prabowo Subianto pada reformasi birokrasi dan transformasi digital nasional.

“Perlindungan hak cipta, distribusi digital, fair monetization, dan transparansi tata kelola royalti adalah isu mendesak,” tegas Menkum.

Dalam pertemuan tersebut, Menkum Supratman juga memaparkan inisiatif penting Pemerintah, yakni Protokol Jakarta.

Protokol ini merupakan rancangan yang akan dibawa ke World Intellectual Property Organization (WIPO) sebagai upaya mewujudkan keadilan ekonomi kreatif global.

Protokol Jakarta mendorong model royalti digital yang adil, transparansi algoritma, perlindungan kreator Global South, dan pembayaran royalti lintas negara yang lebih setara.

Sementara itu, Benjamin Ng menyampaikan, Indonesia memiliki peran penting di ASEAN dengan talenta seni yang luar biasa.

Mewakili Presiden CISAC, pihaknya membuka peluang kerja sama untuk menciptakan ekosistem musik dan digital yang lebih baik di masa depan.

CISAC hadir untuk memberikan pandangan, best practice, dan pengalaman kami,” kata Benjamin, yang juga menyoroti agenda penting CISAC untuk membawa musik Indonesia mendunia.

Lebih lanjut, Benjamin Ng juga menekankan perlunya Indonesia memiliki aturan kuat terkait Hak Cipta, termasuk legislasi resell rights, untuk mendorong Indonesia menjadi IP HUB di regional.

Isu mengenai Artificial Intelligence (AI) dan Teknologi juga disoroti sebagai hal krusial yang harus dipertimbangkan dalam revisi Undang-Undang Hak Cipta di Indonesia.

Pertemuan ditutup dengan komitmen bersama untuk memperkuat sistem royalti yang berintegritas, transparan, dan modern, dengan Menkum Supratman menutup, “Transparansi bukan pilihan — itu fondasi.” ***

Berita Lainnya

Terkini