![]() | |
Sawah Jatiluwih Bali @2015 |
TABANAN – Sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia (WBD) pada tahun 2012 Desa Jatiluwih di di Kabupaten Tabanan, memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga berbagai upaya dilakukan dalam melindungi keasliannya seperti melarang pembangunan fisik di kawasan persawahan.
Pesone Jatiluwih dengan areal persawahan menghijau nan indah digandrungi wisatawan asing dan domestik. Ini dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah kunjungan ke kawasan persawahan yang terletak di Kecamatan Penebel ini.
Karenanya Pemkab Tabanan tetap berkomitmen mempertahankan kawasan Jatiluwih sebagai WBD. Asisten 2 Setda Kabupaten Tabanan Wayan Miarsana saat menerima kunjungan dari tim ICOMOS dan ICCROM UNESCO, baru baru ini di Wantilan Pura Batukaru.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten Tabanan Wayan Adnyana, Kepala Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Holtikultura Kabupaten Tabanan Nyoman Budana, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tabanan Roemi Liestyowati serta para Pekaseh Desa Jatiluwih.
Miarsana mengatakan dalam menjaga kelestarian WBD ini kebijakan strategis diambil seperti pengendalian pemanfaatan ruang dengan tidak memberikan izin pembangunan fisik di areal persawahan. Menurutnya Pemkab Tabanan juga telah menyusun rencana detail tata ruang kawasan Jatiluwih.
Untuk menjaga kelestarian WBD Jatiluwih, Pemkab Tabanan telah mengambil beberapa langkah strategis. “Kami mendorong tumbuhnya aktivitas desa wisata dengan menonjolkan aktivitas tradisional pedesaan,” sambungnya.
Dirinya menambahkan, kebijakan yang diambil tentunya tidak dapat dilaksanakan dalam sekejap mata, diperlukan proses serta pendanaan yang cukup besar untuk mewujudkannya karena kemampuan keuangan daerah masih terbatas.
“Dengan minimnya anggaran yang kami miliki kami berharap tim dari UNESCO dan badan pengelola WBD dapat memfasilitasi dan membuka peluang pendanaan terhadap pelestarian WBD ini,” imbuhnya. (gus)