Pertanian Organik di Karangasem, Hasilkan Cabai 5 Ton Per Hektar

28 Juni 2016, 05:00 WIB
panen%2Bcabai%2BBI
Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Dewi Setyowatiikut panen cabai di Karangasem (foto:humas BI)

Kabarnusa.com
Budidaya komoditas pertanian cabai dengan perlakuan sistem pertanian
organik di Kabupaten Karangase Bali mampu meningkatkan produksi panen
cabai hingga 5 ton per hektar.

Panen cabai merah ini
patut kita syukuri karena selama Tahun 2016 (periode Januari sampai Mei
2016), cabai merah telah menyumbang inflasi sebanyak 3 kali.

Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Dewi Setyowati
mengungkapkan, sektor Pertanian merupakan sektor utama pendukung
perekonomian Kabupaten Karangasem.

Tahun 2014, mata pencaharian penduduk Karangasem sebesar 50,61% bekerja sebagai petani.

“Kabupaten Karangasem memiliki potensi tinggi untuk pengembangan cabai,” tegasnya saat panen cabai Senin (27/6/2016).

Hal
ini terbukti, Tahun 2013 Kabupaten Karangasem pernah menjadi Kabupaten
penghasil cabai tertinggi di Provinsi Bali, yaitu sebesar 35,9% atau
12.885 ton dari total produksi Provinsi Bali sebesar 35.856 ton.

Guna
mengembalikan capaian tersebut, KPw BI Provinsi Bali dan Pemkab
Karangasem berinisiatif mengembangkan komoditas cabai merah di Kab.
Karangasem, yaitu milik Kelompok Mertha Buana.

Dngan memanfaatkan
daerah ladang perkebunan yang sebelumnya digunakan untuk tanaman
tahunan sehingga kurang memberikan hasil yang optimal bagi kelompok,
menjadi lahan demplot tanaman cabai.

Tanaman cabai merupakan
tanaman yang rentan terhadap perubahan cuaca. Sehingga saat anomali
cuaca, tanaman cabai sangat rentan mengalami gagal panen.

Dengan
pendampingan Bank Indonesia Provinsi Bali dan para ahli pertanian yaitu
Dr. Nugroho Widiasmadi (pencipta MA-11) dan I Dewa Gata (petani pakar
dari Subak Pulagan, Karangasem), anggota Kelompok Mertha Buana telah
mampu berbudidaya cabai merah perlakuan organik dengan hasil yang
menggembirakan.

“Kami berharap panen cabai merah perdana
di Kelompok Mertha Buana ini didapatkan hasil di atas rata-rata sebesar 
5 ton/Ha,” harapnya.

Selain itu, kelompok juga telah mampu
membuat pupuk superbokhasi, biofarm, pestisida nabati dan fungisida
nabati secara mandiri dengan memanfaatkan tumbuhan lokal sehingga dapat
menghemat biaya pemeliharaan.

Lebih lanjut, kelompok itu juga
mampu melakukan analisa pertumbuhan tanaman dan pengamatan hama/penyakit
untuk mengantisipasi serangan hama/penyakit dan mengambil langkah
penanggulangannya.

Pengembangan komoditas cabai merah dan cabai
rawit di Karangasem ini diharapkan mampu menyokong pasokan cabai merah
di Provinsi Bali yang selama ini terpusat di Kabupaten Bangli dan cabai
rawit yang selama ini terpusat di Klungkung,” harapnya. (des)

Berita Lainnya

Terkini