Facebook ganti nama jadi Meta. Dok.Pixabay Image by Firmbee |
Florida – Perubahan Facebook mengganti nama perusahaannya menjadi Meta dianggap tak akan mengubah persepsi publik yang buruk tentang Facebook.
Persepsi publik yang buruk tentang Facebook ini terkait persoalan yang dihadapi sebelumnya.
Hal ini disampaikan oleh pakar media sosial profesor Andrew Selepak dari Universitas Florida Amerika Serikat (AS).
Profesor Selepak menyatakan bahwa nama Facebook dikaitkan dengan berbagai skandal seperti berita palsu, kelompok ekstrem, dan mengambil keuntungan atas orang-orang.
“Perubahan nama menjadi Meta memungkinkan perusahaan punya wajah baru terhadap publik,” kata Selepak.
“Namun perubahan nama tersebut tidak akan mengubah nama produk penghasil uang terbesar dan tidak akan mengubah persepsi penggunanya tentang perusahaan itu,” tambahnya, dilansir dari Sputnik News, 29 Oktober 2021.
Rebranding Facebook menjadi Meta akan memayungi seluruh produk-produknya, namun publik akan terus mengaitkan Meta dan seluruh layanannya dengan Facebook dan pendirinya yaitu Zuckerberg, kata Selepak.
Seperti diketahui, pada Kamis 28 Oktober 2021 pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan perubahan nama perusahaan Facebook menjadi Meta.
Dengan perubahan nama tersebut Zuckerberg sekaligus menawarkan jagat raya digital yang dapat diakses menggunakan kacamata reality virtual 3D dimana orang-orang dapat bersosialisasi, belajar, atau pun bermain.
Perubahan-perubahan ini dilakukan Zuckerberg sebagai upaya menanggulangi sorotan publik yang menduga adanya praktik tidak etis di perusahaan tersebut.
Masalah Facebook mulai terekspos ke publik setelah mantan karyawannya Frances Haugen sebagai product manager membocorkan dokumen internal perusahaan tersebut.
Haugen menyampaikan pada Kongres AS bahwa perusahaan itu diduga menyadari adanya bahaya terhadap kesehatan mental anak remaja.
Namun Facebook dianggap tidak berbuat banyak untuk mencegah konten yang menyebarkan kebencian dan perpecahan itu, justru malah mengambil keuntungan atas dasar keamanan user-nya.
Namun Zuckerberg menepis tuduhan tersebut dengan mengatakan perusahaan sangat peduli dengan masalah keselamatan, kesejahteraan, dan kesehatan mental. (fda)