Yogyakarta – Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al Muhsin, Bunder, Banaran
Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta sukses mengembangkan
memperoleh hasil yang menggembirakan bantuan budidaya ikan lele dengan sistem
bioflok.
Selama pandemi Covid-19 ini telah melakukan panen sebanyak 5 kali, sehingga
total hasil panen ikan lele yang didapatkan sebanyak kurang lebih 3 ton.
Sebelumnya YPI Al Muhsin Kulon Progo menerima bantuan budidaya ikan lele
sistem bioflok dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2019.
Bantuan diberikan berupa benih dan pakan ikan, konstruksi kolam, atap,
prasarana/sarana dan peralatan operasional, serta obat dan vitamin ikan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto menjelaskan bahwa
akuakultur merupakan kegiatan yang bersifat ekonomi dan sangat cocok apabila
diterapkan di lembaga pendidikan, seperti pesantren agar memberikan bekal
pengalaman dan pengetahuan bagi para peserta didik di masa yang akan datang.
“Selain menunjang faktor ekonomi, kegiatan ini juga diharapkan dapat berperan
dalam peningkatan kualitas SDM yang ada yakni dengan mengenalkan ikan sebagai
sumber pangan yang dapat dibudidayakan dan juga menumbuhkan kebiasaan
mengonsumsi ikan sejak usia dini kepada masyarakat,” ujar Slamet dalam
keterangannya Jumat (25/9/2020).
Slamet menilai, peran aktif para santri dan pengurus dalam melakukan usaha
budidaya ikan dengan baik, secara khusus akan berpotensi meningkatkan
perekonomian pondok pesantren dan yayasan, dan secara umum juga berperan
sebagai penopang kebutuhan ikan bagi masyarakat di sekitarnya.
“Jika potensi ekonomi yang ada dapat digerakkan secara maksimal, kemajuan dan
kemandirian pesantren akan dapat dicapai bersama,” tutup Slamet.
Menurut data, pada tahun 2019 KKP telah menggelontorkan 260 paket bantuan
budidaya ikan lele/nila sistem bioflok yang tersebar di 32 Provinsi dan 121
Kabupaten/Kota dengan nilai bantuan mencapai 44 miliar rupiah.
Pada tahun 2020 KKP berencana akan kembali mendistribusikan bantuan sebanyak
371 paket dengan nilai bantuan mencapai 73,4 miliar rupiah.
Ketua YPI Al Muhsin, Maryanto menegaskan bahwa bantuan budidaya ikan sistem
bioflok ini memberikan manfaat yang berlipat, baik bagi yayasan maupun kepada
masyarakat sekitar.
“Dari setiap kegiatan panen yang dilakukan, selain untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi santri yang mencapai 396 orang, kami selalu menyisihkan hasil panen
untuk dibagikan sebagai sedekah kepada masyarakat yang kurang mampu di sekitar
yayasan”, jelas Maryanto.
Pihaknya mengusung konsep keberlanjutan usaha dengan melakukan re-investasi
menebar benih di kolam yang telah dipanen. Guna memuluskan langkah ini,
pihaknya melakukan kerja sama dengan pelaku usaha budidaya yang dapat
menyediakan benih sekaligus membeli hasil panen yang dihasilkan.
“Selain menghasilkan ikan, air kolam budidaya bioflok ini juga kami
integrasikan dengan menanam sayuran organik seperti cabai, tomat dan terong,
yang hasil panennya cukup bagus dan mencukupi untuk menambah gizi dan konsumsi
santri,” imbuhnya. (rhm)