Pesantren Nurul Jadid: Inspirasi Hidup Sehat Berbasis Komunitas, Kini Mendunia!

Pondok Pesantren Nurul Jadid (NJ) di Paiton, Probolinggo, kini menjadi sorotan nasional! Pesantren ini dipercaya oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai lokasi penilaian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) tingkat nasional

25 Juni 2025, 18:40 WIB

Paiton – Pondok Pesantren Nurul Jadid (NJ) di Paiton, Probolinggo, kini menjadi sorotan nasional! Pesantren ini dipercaya oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai lokasi penilaian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) tingkat nasional, sebuah pengakuan nyata bahwa pesantren mampu menjadi pelopor dalam membentuk perilaku hidup bersih dan sehat yang berbasis komunitas.

Pada Rabu (25/06/25), tim verifikasi pusat yang terdiri dari perwakilan Kemenkes RI, Wahana Visi Indonesia, dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, langsung turun tangan meninjau implementasi lima pilar STBM di lingkungan pesantren. Mulai dari menghentikan kebiasaan buang air besar sembarangan hingga mengelola limbah cair rumah tangga, semuanya diamati dengan cermat.

Sekretaris Pesantren Thohirudin, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ia menilai momen ini sebagai motivasi besar bagi pesantren untuk terus berbenah dalam menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, dan berkelanjutan bagi seluruh santri.

Salah satu praktik unggulan yang menarik perhatian tim adalah pengelolaan bank sampah berbasis asrama. Santri dari berbagai jenjang terlibat langsung dalam memilah sampah organik dan anorganik, lalu mengumpulkannya di tiga titik bank sampah utama.

Saat ini, program tersebut digerakkan oleh 90 kader lingkungan aktif hasil kaderisasi dari dua gelombang pelatihan.

Sampah anorganik yang masih bernilai ekonomis dijual untuk mendukung operasional kegiatan. Sementara itu, sampah organik dimanfaatkan menjadi kompos dan eco enzyme. Produk eco enzyme yang diolah oleh para santri digunakan dalam kegiatan kebersihan dan kesehatan di pesantren. Tak hanya itu, para santri juga memproduksi ecobrick sebagai bentuk daur ulang kreatif yang edukatif dan bermanfaat.

Selain itu, pesantren telah membangun sistem grease trap untuk mengolah limbah cair dapur sebelum dibuang ke lingkungan. Ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan mulai dari hulu proses konsumsi santri.

Program STBM di Nurul Jadid tidak berjalan sendiri. Mereka didampingi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH), PONI, dan puskesmas setempat. Edukasi mengenai lima pilar STBM juga terus menerus diberikan kepada santri, menanamkan nilai-nilai hidup bersih sejak dini dalam kehidupan berasrama.

Tim dari Kemenkes RI, yang dipimpin oleh Ikha Purwandari, SKM, MKM, bersama Mita Julinartati Sirait selaku WASH Specialist dari Wahana Visi Indonesia, memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian Nurul Jadid. Mereka menilai pengelolaan lingkungan di pesantren ini berjalan sangat baik dan patut menjadi teladan bagi lembaga pendidikan lainnya di seluruh Indonesia.

Tim dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, termasuk Dwi Setyo Agus, SKM, Sulistyaningsih, Am.KL, Joko Sunyoto M. Alim, SH, dan Anton Suyatno, juga hadir dan menyatakan kebanggaan luar biasa.

Pasalnya, pesantren ini mampu membuktikan diri sebagai institusi pendidikan berbasis keislaman yang sangat peduli terhadap sanitasi dan kesehatan lingkungan.

Dengan semangat gotong royong yang membara dan inovasi tiada henti, Pesantren Nurul Jadid membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat untuk mencetak kader ulama. Lebih dari itu, pesantren ini telah menjadi lokomotif perubahan yang menggerakkan kita semua menuju kehidupan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan. ***

Berita Lainnya

Terkini