Tabanan – Perayaan Hari Raya Kuningan tahun ini di Desa Jatiluwih, Tabanan, Bali, berlangsung lebih semarak dari biasanya dengan kehadiran tiga Jegeg Tabanan terbaik tahun 2024: Gusti Ayu Putu Nia Pramesti, Dewi Ni Nyoman Artika Sinta Dewi, dan Kadek Mas Novi Permata Sari.
Dengan balutan busana adat Bali yang anggun dan penuh makna, ketiga finalis ini berhasil mencuri perhatian ribuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, yang mengunjungi sawah terasering ikonik Jatiluwih.
Tak hanya memukau dengan kecantikan dan keanggunan mereka, para Jegeg Tabanan ini juga terlibat langsung dalam menghibur dan berinteraksi dengan pengunjung. Mulai dari sesi foto bersama hingga penampilan budaya Bali yang memesona, kehadiran mereka menambah sentuhan magis di tengah keindahan alam yang telah mendunia.
Pesona mereka di tengah hamparan sawah hijau seolah menjadi lukisan hidup yang memadukan harmoni alam dan kekayaan budaya Bali.
“Busana adat Bali yang mereka kenakan sangat memukau! Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan,” ungkap seorang wisatawan asing yang terkesan oleh detail ornamen, warna-warna cerah, dan bahan-bahan alami yang digunakan dalam pakaian adat tersebut.
Keunikan busana adat yang dikenakan para Jegeg tidak hanya menjadi daya tarik visual, tetapi juga berhasil memperkenalkan kekayaan budaya Bali kepada para pengunjung dari berbagai belahan dunia.
Perayaan Hari Raya Kuningan di Jatiluwih kali ini mencatatkan rekor baru dengan kunjungan lebih dari 3.000 wisatawan yang datang, menandakan daya tarik yang luar biasa dari perpaduan pesona alam dan budaya lokal yang terus dilestarikan.
Desa Wisata Jatiluwih tidak hanya menonjol dengan keindahan alamnya, tetapi juga menunjukkan komitmen yang kuat dalam melestarikan budaya dan tradisi Bali, sekaligus berinovasi dalam menghadirkan pengalaman wisata yang autentik.
“Kami berharap kehadiran Jegeg Tabanan dapat semakin memperkenalkan keindahan budaya Bali kepada dunia,” ujar Jhon Purna, Kepala Pengelola Desa Wisata Jatiluwih. Tidak hanya sebagai destinasi alam, Jatiluwih kini semakin dikenal sebagai pusat untuk mengenal lebih dekat budaya Bali yang kaya, penuh warna, dan sarat makna. Perpaduan antara alam dan budaya ini menjadi daya tarik utama yang membuat Jatiluwih istimewa.
Lebih dari itu, keberhasilan desa wisata Jatiluwih ini juga didukung oleh program-program inovatif yang terus memperkuat ekonomi lokal. Salah satu program yang diapresiasi adalah bantuan pupuk organik bagi para petani setempat secara bertahap, yang bertujuan menjaga keberlanjutan pertanian padi dan kelestarian habitat alami.
Melalui dukungan ini, Jatiluwih semakin mengukuhkan dirinya sebagai model desa wisata berkelanjutan yang tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat.
Selain pertanian, UMKM lokal yang tergabung dalam makanan dan jajanan Kas Jatiluwih juga disediakan di beberapa restorant di Jatiluwih. Produk-produk lokal seperti kain tenun tradisional, kerajinan tangan, dan oleh-oleh khas Tabanan mendapat perhatian khusus dari para wisatawan. Kehadiran UMKM ini tidak hanya meningkatkan perekonomian desa, tetapi juga menjadi sarana untuk mempromosikan budaya lokal kepada wisatawan asing dan wisatawan domestik.
Dengan terus berinovasi dan berkreasi, Jatiluwih terus mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata yang mampu menggabungkan keindahan alam, kekayaan budaya, dan potensi lokal dalam satu paket wisata yang memikat. Keberadaan para Jegeg Tabanan sebagai duta budaya dan peran aktif UMKM lokal menjadi simbol dari komitmen masyarakat Jatiluwih dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata, pelestarian alam, dan pemberdayaan ekonomi.
Dengan terus mengembangkan potensi lokalnya, Jatiluwih tidak hanya mampu menarik wisatawan dari seluruh dunia, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat setempat. Destinasi Jatiluwih mempunyai cita-cita ingin menjadi salah satu contoh nyata bahwa kesejahteraan, pelestarian budaya, dan kelestarian lingkungan dapat berjalan seiring dengan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan.***