Petani Bali Didorong Produksi Jeruk Siam agar Berbuah di Luar Musim

9 Mei 2021, 00:22 WIB

Tim peneliti Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa yang terdiri dari
Ir. Ni Komang Alit Astiari, M.Si., Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati,
M.Si dan Ir. I Nengah Suaria, M.Si saat menyampaikan itu saat melakukan
Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di Kintamani, Sabtu (8/5/2021)/Dok.
Unwar.

Bangli – Petani di Kabupaten Bangli didorong mampu memahami dan mampu
mempraktekkan cara budidaya jeruk yang baik dan benar untuk meningkatkan
kualitas sehingga bisa berbuah di luar musim.

Dengan demikian, mereka memproduksi buah di luar musim agar kontinyuitas
produksinya berkesinambungan dengan metode induksi bunga.

Tim peneliti Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa yang terdiri dari Ir.
Ni Komang Alit Astiari, M.Si., Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si dan Ir.
I Nengah Suaria, M.Si saat menyampaikan itu saat melakukan Pengabdian kepada
Masyarakat (PKM) di Kintamani, Sabtu (8/5/2021).

Ketua Tim PKM Ir. Ni Komang Alit Astiari, mengungkapkan, kontinyuitas suplai
buah yang tidak berkesinambungan dapat diatasi dengan menerapkan metode
induksi bunga agar tanaman jeruk Siam berbuah di luar musim atau tanaman dapat
diatur agar berbuah berjenjang sepanjang tahun.

Dikatakan, syarat utama keberhasilan penerapan metode induksi bunga agar
tanaman dapat diatur berbuah sepanjang tahun dan berprooduksi di luar musim
adalah pada saat aplikasi induksi pembungaan tanaman harus dalam keadaan
sehat, vigor dan pertumbuhannya baik.

Hal tersebut diperoleh dari pemeliharaan yang baik pada periode panen raya
melalui pemupukan berimbang dengan dosis yang tepat disertai dengan melakukan
penjarangan buah dan melakukan panen buah pada saat yang tepat atau saat
masak,sehingga setelah panen raya tanaman sehat dan sewaktu-waktu siap
diberikan perlakuan induksi bunga untuk memproduksi di luar musim.

Metode digunakan untuk induksi pembungaan dan pembuahan dengan kombinasi pupuk
KNO3 40 g/pohon ditambah dolomit 300 g/pohon, ZnSO4 10 g/pohon, paklobutrazol
2 g/l/pohon dan pupuk mikorisa 500 g/pohon.

Untuk penerapannya harus disertai pemangkasan tunas air, pemangkasan ranting
mati serta daun dan ranting ternaungi, diikuti pengendalian hama dan penyakit,
pengendalian gulma, dan berbagai pemeliharaan lainnya untuk menjamin pohon
tetap sehat.

Sebagai sentra produksi jeruk, Desa Belancan memiliki berbagai potensi
unggulan untuk pengembangan agrowisata. Letak Desa Belancan sangat strategis
dengan hamparan kebun menghijau, bentang alam yang unik, aksesibilitas mudah
dicapai, dan dekat dengan pusat-pusat kegiatan pariwisata.

Desa ini memiliki panorama alam indah dengan view mengagumkan, udaranya
bersih, sejuk, dan segar.

Keberhasilan peningkatan kualitas dan kontinyuitas buah dapat dikembangkan
lebih lanjut untuk mendukung pengembangan Desa Belancan sebagai obyek
agrowisata berbasis jeruk.

Ketua kelompok tani Dana Pertiwi, I Nengah Kanggo mengaku bersyukur atas
penyuluhan dan demontrasi plot yang diberikan oleh Fakultas Pertanian Unwar.
Penyuluhan dan demontrasi plot menambah pengetahuan anggota kelompok tani
khususnya generasi muda.

Kata dia, belum pernah melakukan teknik untuk memproduksi buah di luar musim.

Melalui penyuluhan dan pendampingan yang diberikan Fakultas Pertanian Unwar,
pihaknya berharap anggota kelompok tani “Dana Pertiwi” mulai mempraktekkan
teknik untuk meningkatkan kualitas buah serta mencoba mempraktekkan teknik
pembuahan di luar musim. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini