Petugas Tak Temukan Kasus Bakteri Menengitis di Jembrana

14 Maret 2017, 06:35 WIB

JEMBRANA – Menyusul kasus bakteri meningitis streptococcus suis (MSS) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, I Putu Sumantra juga menghimbau masyarakat agar jangan khawatir, karena apabila daging babi dimasak secara matang, bakteri akan mati jadi tidak membahayakan.

Pihaknya bersama Balai Besar Veteriner Denpasar juga telah turun melakukan pengecekan di Kabupaten Jembrana, mengambil sampel disejumlah peternak dan hasilnya negatif.

Hal itu disampaikam Sumanntra saat bersama Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar, Drh IW. Masa Tenaya, serta Kepala Dinas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, I Ketut Wiratma bertemu Wakil Bupati Made Kembang Hartawan.

Pertemuan itu bertujuan untuk membahas berbagai masalah terkait kesehatan hewan serta bahaya penyakit menular yang bisa ditimbulkan. Pihaknya tidak menemukan bakteri pada babi ternak warga. Dirinya menduga bakteri yang menyerang sekarang ini bukanlah jenis baru karena kasus serupa sudah terjadi pada tahun 2014.

“Masa pancaroba seperti sekarang biasanya ditandai dengan kemunculan berbagai penyakit termasuk bakteri pada binatang. Karena itu para peternak wajib lebih rajin membersihkan kandangnya secara berkala mengingat bakteri itu akan tumbuh lebih subur ditempat yang kotor dan lembab,” ujar Sumantra.

Selain kasus penyebaran bakteri meningitis pada babi, pada pertemuan itu juga dibicarakan mengenai bahaya penyakit rabies yang ditularkan oleh anjing liar. Menurut Sumantra, masih terjadi kasus rabies di Bali, karena itu daerah diminta lebih ketat mengatur masalah anjing.

Terkait dengan hal ini, Wabup Kembang meminta masyarakat tidak usah takut mengkonsumsi daging babi, selama proses memasaknya dilakukan secara benar sampai matang tidak berbahaya. Selain itu, secara tegas dia telah mengintruksikan kepada pihak desa agar membuat peraturan yang melarang warganya memelihara anjing secara liar.

Selain itu apabila ditemukan anjing-anjing liar yang berpotensi menularkan virus rabies, proses eliminasi wajib dilakukan mengingat dampak dari virus ini sangat berbahaya dan bisa menimbulkan korban jiwa.

Kepada petugas di bawah telah sudah instruksikan agar secara rutin melakukan vaksinasi kepada anjing-anjing peliharaan warga karena cara ini cukup efektif mengurangi penularan rabies. “Eliminasi menjadi jalan terakhir guna mencegah timbulnya korban jiwa,” sebut Kembang. (put)

Berita Lainnya

Terkini