Petugas Tol Berkerudung, Aktivis Hindu Demo

16 Juli 2014, 20:36 WIB
Jalan Tol Bali Mandara (Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com – Puluhan aktivis yang tergabung dalam Aliansi Hindu Bali memprotes kebijakan PT Jasa Marga Bali Tol yang mengeluarkan imbauan kepada petugas gerbang Tol Bali Mandara mengenakan kerudung dan peci selama Ramadhan hingga Idul Fitri.

Aspirasi mereka disampaikan saat menggelar demonstrasi di depan Kantor PT Jasa Marga Bali Tol Rabu (16/7/2014).

Intinya, mereka keberatan dengan keberadaan petugas jalan tol yang mengenakan busana kerudung dan peci yang dianggap sebagai busana arab.

“Kita harapkan toleransi yang dilakukan PT Jasa Marga Bali Tol tidak dalam bentuk seperti itu yaitu menggunakan busana arab bagi masyarakat Bali,” kata aktivis Hindu Ngurah Artha.

Kata dia, hal semacam itu akan menimbulkan permasalahan di Bali karena akan muncul rasa kecurigaan, terutama jika ada hal yang berbau di luar keyakinan di Bali.

“Kita ingin sebagai negara yang menganut kebhinekaan, hal tersebut memang harus tetap dipertahankan,” terang Artha.

Karenanya mereka memprotes Kebijakan tersebut yang sejatinya dimaksudkan sebagai bentuk toleransi antarumat beragama.

Massa terdiri elemen organisasi seperti Cakrawahyu, Yayasan Satu Hati Ngrestiti Bali, Yayasan Jaringan Hindu Nusantara dan Pusat Kooordinasi Hindu Nusantara.

Mereka mendesak agar imbauan tersebut dicabut saat bertemu pihak PT Jasa Marga Bali Tol yang diwakili Hadi Purnama selaku Manager Operasional, serta Manajer PT Lingkarluar Jakarta, Budi Susetyo.

Akhirnya, pertemuan menghasilkan kesepakatan untuk mencabut kebijakan tersebut.

Sementara Ketua Cakrawahyu, Putu Dana menyebutkan polemik tersebut telah usai.

“Kami sangat berterimakasih atas niat dari PT Jasa Marga Bali Tol. Kami tidak mau kalau adat dan budaya kami ditekan, karena hal-hal seperti itu sangat menekan kita sebagai orang Bali,” tegas dia.

PT Jasa Marga Bali Tol diwakili oleh I Gusti Lanang Bagus W selaku Manager Teknik PT Jasa Marga Bali Tol mengungkapkan tidak ada aturan secara tertulis yang mewajibkan menggunakan kerudung dan peci. Sebabnya, hal itu hanyalah berupa imbauan belaka. (kto)

Berita Lainnya

Terkini