![]() |
Made Muliawan Arya alias De Gadjah |
DENPASAR – Pilkada baik pemilihan gubernur dan bupati/wakil bupati di Bali diharapkan bisa berjalan dengan damai tanpa dikotori praktek-praktek yang dapat menciderai demokrasi seperti politik adu domba dan intimidasi.
Masyarakat hendaknya menyambut pesta demokrasi lima tahunan seperti Pilgub dan Pilkada dengans suka cita, dalam suasana tenang, nyaman, damai jauh dari politik tidak terpuji.
“Kami mengharapkan pemilihan kepala daerah atau Pilgub Bali, dilaksanakan dengan semangat berpolitik yang cerdas dan santun,” harap tokoh masyarakat Denpasar Made MUliawan Arya dalam perbincangan dengan media, Senin (15/1/2018).
Sebagai wakil rakyat dan juga masyarakat Bali, pria yang disapa De Gadjah sangat berharap Pilgub Bali dan Pilkada di Gianyar maupun Klungkung berjalan damai.
Untuk itu, baik pasangan calon, tim pemenangan atau para pendukung atau simpatisan peserta pilkada, tetap mengedepankan berpolitik yang dewasa sehingga menjadi pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat dan generasi penerus.
Janganlah, menggunakan cara-cara berpolitik kotor karena itu berpotensi membenturkan antar kelompok masyarakat di Bali. Hal itu perlu disuarakan De Gadjah karena pihaknya mulai melihat ada beberapa kejadian disertai intimidasi yang menolak salah satu bakal calon gubernur di kawasan tertentu di Bali.
Aksi penolakan bakal cagub tertentu, disertai intimidasi baik fisik maupun nonfisik untuk mencapai kemenangan, tentulah bukan cara-cara pendidikan politik yang baik.
“Ini tentu tidak sehat dalam sebuah ajang politik seperti Pilgub Bali,” tegas dia. Yang juga menjadi sorotannya, ada indikasi mulai upaya adu domba masyarakat dengan cara cara tertentu.
Menurutnya, cara-cara politik adu domba, membenturkan masyarakat kepada salah satu calon, atau membenturkan antar komponen masyarakat adalah cara-cara yang tidak hanya merusak demokrasi namun juga bisa mengoyak tatatan kehidupan masyarakat di Bali yang dikenal sangat harmonis dan damai.
Belum lagi, dalam situasi Bali yang saat ini tengah proses recovery (pemulihan) pariwisata yang lesu akibat dampak erupsi Gunung Agung, tentunya dibutuhkan situasi kondusif dan saling bahu membahu antara semua elemen masyarakat.
“Jangan hanya untuk kepentigan pilkada, hanya demi sebuah kemenangan salah satu calon, masyarakat diadu domba. Tolong agar jangan ada adu domba, jangan ada intimidasi, agar pilkada di Bali berjalan dengan damai,” katanya menegaskan.
Ia mengingatkan, meski kini masyarakat Bali memiliki pilihan politik berbeda, namun ia berharap usai pilkada semuanya kembali normal.
“Pilkada ini kegiatan rutin 5 tahun sekali. Setelah pilkada kita bersama-sama membangun Bali, persaudaraan dan persatuan harus tetap dijaga. Siapapun gubernurnya, kita sama-sama membangun Bali,” tukas dia,
Disinggung soal pelaksanaan Pilkada di Bali, De Gadjah berharap aparat keamanan bersikap netral, sesuai tupoksinya yakni mengamankan proses jalannya Pilkada hingga melahirkan calon pemimpin yang sesuai harapan rakyat.
Harapan senada juga ditujukan kepada Desa Pakraman di Bali, agar tidak secara langsung terlibat politik praktis. “Silakan memilih, namun jangan terlibat politik praktis,” demikian De Gadjah. (rhm)