Suasana di salah satu TPS di Perumnas BSI usai pemungutan suara Pilkada Serentak |
Kabarnusa.com – Perolehan suara Golongan putih (golput) ternyata jauh melebihi perolehan suara Eka-Jaya dan Jaya – Amerta pada pilkada serentak di Perumnas Bukit sanggulan Indah (BSI), Kecamatan Kediri, Tabanan, Bali, Rabu (9/12/2015).
Berdasarkan hasil perhitungan suara di lima Tempat pemungutan Suara (TPS) yang ada di lingkungan Perumnas BSI, perolehan suara pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Tabanan nomor urut satu, Ni Putu Eka Wiryastuti (Eka Jaya) tercatat 370 suara. Sedangkan perolehan suara paslon nomor urut dua Wayan Sarjana dan Ida Bagus Komang Astawa Merta (Jana-Amerta) tercatat 309 suara.
Sementara suara Golput, yakni orang yang tidak memberikan suaranya dengan berbagai alasan tercatat mencapai 938 suara atau sekitar 47,23 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di lima TPS tersebut yang tercatat sejumlah 1.986 orang. “Golput menang telak di semua TPS di Perumnas Sanggulan,” ujar Sugianto, salah seorang warga Perumnas BSI.
Berdasarkan data yang diperoleh Kabarnusa.com, dari lima TPS di Perumnas BSI yakni TPS 17 jumlah DPT tercatat 410 orang, sedangkan jumlah golput 242 orang atau sekitar 59 persen. Di TPS 18, DPT (558), Golput (187) atau sekitar 33,5 persen. Di TPS 19, DPT (458) golput (192) atau sekitar 41,9 persen. TPS 20, DPT (319) Golput (139) atau 43,5 persen dan di TPS 23, jumlah DPT (241) Golput (178) atau sekitar 73,8 persen.
Dibanding data pada Pileg (pemilihan umum legislatif) tahun 2014 lalu, jumlah suara golput di Perumnas BSI mengalami peningkatan sekitar lima persen. Pada Pileg lalu dari jumlah DPT tercatat 2.206 orang, sedangkan jumlah yang golput atau orang yang tidak memberikan suaranya dengan berbagai alasan tercatat sejumlah 861 orang atau sekitar 39,1 persen.
Terkait banyaknya angka Golput tersebut, karena banyak warga yang tidak mendapat surat undangan (C6). “Saya dan istri tumben tidak mendapat undangan C6. Sedangkan anak dan menantu saya dapat undangan,” ujar Ketut Sudana, warga Perumnas BSI di Blok 20.
Selain banyaknya warga yang tidak dapat undangan, banyaknya angka golput juga diduga kuat karena pihak yang berwenang tidak melakukan pemutakhiran data pemilih. Hal ini diketahui adanya beberapa warga yang sudah meninggal, namun masih mendapatkan undangan (C6). Selain itu juga banyak warga yang sudah pindah dari Perumnas BSI, namun masih mendapat undangan (C6) juga.
Menurut penuturan Made Budiarta, Kelian Banjar Jadi Anyar yang mewilayahi Perumnas BSI di bagian utara, pihaknya sudah memberikan data-data yang valid untuk penyempurnaan DPT. Namun yang turun tetap DPT yang lama. “Daftar warga yang meninggal sudah saya laporkan, namun ketika turun ternyata masih juga terdaftar dalam DPT,” elaknya.
Hal senda juga diungkapkan oleh Komang Artana, Kelian banjar Sanggulan Anyar yang wilayahnya berada di Perumnas BSI di bagian selatan. (gus)