Wagub Bali Minta Kampus Rumuskan Format Baru Seni Pertunjukkan Saat Pandemi Corona

18 Juni 2020, 17:15 WIB
Sebagai Guru Besar di ISI Denpasar, dia menginisiasi seminar tersebut. Berangkat dari kegundahan Wagub Cok Ace terhadap keberadaan seni terutama seni pertunjukan dimasa pandemi Covid-19/ist.

Denpasar – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati meminta kalangan kampus untuk merumuskan format baru dalam seni petunjukkan saat pandemi virus corona Covid-19.

Hal itu disampakan saat menjadi narasumber dalam seminar Menata Ulang Format Gelar Seni Pertunjukan Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020, yang digelar di Gedung Citta Kelangen, ISI Denpasar, Kamis (18/6/2020).

Sebagai Guru Besar di ISI Denpasar, dia menginisiasi seminar tersebut. Berangkat dari kegundahan Wagub Cok Ace terhadap keberadaan seni terutama seni pertunjukan dimasa pandemi Covid-19.

Untuk itu, dia memandang perlu mendiskusikan bagimana konsep pertunjukan seni yang akan dilakukan pada masa pandemi, apabila nantinya pariwisata Bali akan dibuka kembali walupun secara bertahap.

“Mengingat semenjak adanya masa pandemi covid-19 ini ada beberapa protokol kesehatan yang harus kita taati, untuk itu bagaimana dengan kesenian yang mana dalam pergelaranya melibatkan masa yang banyak dan tentunya dengan berbagai riasan yang harus digunakan, ini perlu kita diskusikan bersama” tuturnya.

ISI denpasar bisa membentuk tim kecil untuk membahas protokol kesehatan bagaimana yang akan diterapkan dalam pertunjukan seni, sehingga format protokol kesehatan tersebut biasa digunakan oleh pariwisata agar menjadi bagian dari penerapan prorokol kesehatan yang ada dalam lingkungannya.

Dengan demikian, protokol seni tersebut dapat diatur oleh para ahli seni agar tetap mengutamakan taksu dari seni tersbut. “Sehingga protokol seni tidak diatur oleh pariwisata, namun protokol seni ya diatur oleh ahli kesenian itu sendiri”, ungkapnya.

Pihaknya meminta masukan dari para pelaku seni, khususnya terkait protokol kesehatan dalam bidang kesenian pertunjukan.

“Saya ingin pertunjukan yang diberikan nanti memiliki taksu namun juga aman, pengunjung aman dan para seniman juga aman, jadi kita harus pikirkan ini secara bersama dan serius”, pungkasnya.

Budayawan Prof. Dr. I Wayan Dibya menyampaikan bahwa format seni pertunjukan harus segera ditemukan, mengingat semenjak adanya pandemi Covid-19 telah menjungkirbalikan berbagai kebiasaan-kebiasaan yang selama ini berlaku dijagat seni, khususnya dalam seni pertunjukan.

Seni pertunjukan juga merupakan seni kominikasi antara pelaku dan penonton. Untuk itu jika komunikasi ini dihilangkan maka taksu seni tersebut akan hilang. Dibuya menyampaikan bebertapa sumbangan pikiran terkat format baru dalam seni pertunjukan.

Pertama: format seni pertunjukan masih tetap dilakukan secara live namun dengan protokol kesehatan yang ketat. Kedua: dalam kondisi ini materi dari kesenian tersebut harus sedikit dirumah seperti dalam pertunjukan kecak, calonarang dan lainnya agar meyesuaikan protokol kesehatan.

“Ketiga: betuk pementasan bisa secara langsung ataupin virtual sehingga masih tetap ada komunikasi dengan para penonton,” ungkapnya. Dia juga berharap seminar ini dapat memberikan suatu masukan yanh baik dalam merumuskan format baru dalam pertunjukan seni di masa pandemi covid-19.

Narasumber lainya dihadirkan yaitu Assitant Show and Entertaiment Manager Bali Safari and Marine Park Kadek Agus Ardana, serta beberapa peserta yang merupakan para pakar kesenian yang juga memberikan masukan dalam diskusi tersebut.

Acara diisi peluncuran buku “Purana Seni Perjalanan Panjang Berliku” oleh Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha. (ahs)

Berita Lainnya

Terkini