Bali dorong vaksinasi rabies./Dok.Pemprov Bali |
Karangasem – Meningkatnya pulasi anjing mendorong Bali menggencarkan vaksinasi rabies menjelang digelarnya Hari Rabies Sedunia (HRS) setiap tanggal 28 September yang kali ini digelar di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Selasa (28/9/2021).
vaksinasi rabies serta depopulasi melalui sterilisasi anjing di Desa Jungutan,sebelumnya Jungutan dipilih sebagai lokasi peringatan HRS karena desa ini sempat mengalami kasus rabies yang cukup tinggi dan berulang-ulang.
Vaksinasi massal melibatkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Karangasem, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Diskominfos Provinsi Bali, Satpol PP Provinsi Bali, BPBD Provinsi Bali, Camat Bebandem dan perbekel setempat.
Kepala Bidang Keswanvet Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali drh. I Made Candra menyampaikan, kegiatan difasilitasi oleh Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP) ini dilatarbelakangi tingginya tingkat populasi anjing di Bali.
“di setiap keluarga di Bali rata-rata memiliki 1 sampai 2 ekor anjing. Dari data yang di peroleh, populasi anjing di Bali mencapai 74.000 ekor dan tercatat baru 64.000 ekor yang divaksin rabies.” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis.
Guna mencegah melonjaknya kasus rabies di Bali yang berbuah ‘travel warning’ seperti beberapa tahun silam, Pemprov Bali bersinergi dengan OPD terkait di kabupaten/kota terus menggalakkan vaksinasi rabies.
Agar lebih efektif, pemprov juga melibatkan tim relawan yang melakukan vaksinasi ke rumah-rumah dan depopulasi dengan cara sterilisasi.
Kegiatan vaksinasi massal kali ini disambut antusias oleh masyarakat setempat dengan membawa langsung anjing-anjing kesayangan mereka ke tempat vaksinasi.
Candra menambahkan, vaksinasi rabies massal ini juga merupakan perwujudan dan keselarasan terhadap konsep Bali Era Baru.
Semuanya, dalam upaya mengantisipasi maupun menghadapi munculnya permasalahan dan tantangan baru dalam tataran lokal, nasional, dan global yang akan berdampak secara positif maupun negatif terhadap kondisi Bali di masa yang akan datang.(Miftach Alifi)