Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui situasi global saat ini semakin sulit karena itu jajarannya di kementerian dan lembaga lainnnya diperintahkan mengambil langkah, kebijakan dan antisipasi opsi-opsi yang tepat.
Peringatan disampaikan Presiden Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna (SKP) yang digelar di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2022.
Seluruh jajarannya agar berhati-hati mengambil kebijakan yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional di tengah situasi global yang makin sulit.
Menurutnya, kehati-hatian dalam membuat setiap kebijakan betul-betul jangan sampai lepas dari manajemen kita karena memang situasinya betul-betul ini situasi yang luar biasa sulitnya.
“Sekali lagi, policy setiap kementerian dan lembaga itu hati-hati” katanya menegaskan.
Karenanya, Kepala Negara mendorong agar hubungan antarkementerian/lembaga dapat diperkuat dalam menangani urusan perlambatan ekonomi dunia, krisis pangan, energi, dan keuangan.
Lebih lanjut, Jokowi segara akan mengumpulkan para menteri dan menko untuk berbicara erkaitan dengan stress test, sampai seberapa jauh kekuatan dimiliki negara kalau badainya itu datang.
Baik berkaitan currency, dengan kurs, yang berkaitan dengan inflasi, yang berkaitan dengan pertumbuhan yang berkaitan pangan maupun energi nasional.
Jajarannya diperintahkan menyiapkan antisipasi apabila situasi global makin buruk dan berdampak pada perekonomian nasional.
Jadi, semuanya harus diuji, dites betul sampai plan A, plan B, plan C, plan D, semuanya harus ada, plan E, semuanya
Dia mengungkapkan, hal-hal yang paling buruk, yang buruk, semuanya harus dihitung semuanya.
“Sehingga sekali lagi, situasi makin memburuk dan antisipasi dampak di domestik ini harus betul-betul disiapkan,” tegas mantan Wali Kota Solo itu
Tak kalah pentingnya, jajaran birokrasi untuk fokus dalam melaksanakan tugas sesuai dengan bidang masing-masing di tengah situasi yang sulit dan penuh ketidakpastian.
Agar bisa lebih baik dalam mengimplementasikan program kegiatan yang memberi manfaat.
“Implementasi dari program-program yang ada betul-betul dilihat betul, bermanfaat riil atau enggak. Kalau enggak, bisa dibelokkan ke hal-hal yang riil,” tandasnya.***