Presiden Joko Widodo Sebut Kawasan Industri Hijau Indonesia di Kaltara Terbesar se-Dunia

Presiden juga mengapresiasi kawasan industri yang akan menggunakan teknologi-teknologi mutakhir dalam operasionalnya.

21 Desember 2021, 21:17 WIB

Presiden menuturkan bahwa keberadaan kawasan industri tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru yang juga dapat berkontribusi besar terhadap pendapatan negara.

“Pendapatan kepada negara dalam bentuk baik pajak maupun non pajak sehingga akan memperbaiki neraca transaksi berjalan kita, memperbaiki nanti kalau ekspor neraca perdagangan kita yang sudah bertahun-tahun kita tidak bisa menyelesaikan, dan tentu saja devisa akan masuk banyak kepada negara kita,” tuturnya.

Kepala Negara menjelaskan bahwa manfaat dari kawasan industri tersebut akan dirasakan secara riil pada 5 sampai 10 tahun yang akan datang.

Presiden Jokowi Pastikan Penanganan Bencana Erupsi Semeru Berjalan Baik

Oleh karena itu, sumber daya manusia dengan kualifikasi yang baik perlu dipersiapkan guna mendukung kawasan industri tersebut secara optimal.

“Dalam masa konstruksi tadi disampaikan bahwa akan muncul kurang lebih 100 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan, pada saat operasi hanya di sini saja belum anak-cucu keturunan dari produk-produk yang dihasilkan itu 60 ribu (tenaga kerja). Perkiraan saya lebih dari 200 ribu (tenaga kerja) plus anak cucu keturunan dari produk-produk yang dihasilkan,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Presiden juga mengapresiasi kawasan industri yang akan menggunakan teknologi-teknologi mutakhir dalam operasionalnya.

Didanai Rp518 Miliar,  Bandara Tebelian di Sintang Diresmikan Presiden Jokowi

Hal tersebut tidak terlepas dari kerja sama Indonesia dengan sejumlah investor dalam negeri dan luar negeri, seperti Cina dan Uni Emirat Arab.

“Ini kerja sama besar antara Indonesia, investor Indonesia, investor dari China, investor dari Uni Emirat Arab semuanya akan bergabung dan ini kita harapkan akan menjadi kawasan industri terbesar di dunia, bukan Kalimantan Utara, bukan Indonesia, tapi dunia karena menyangkut lahan sampai detik ini 16.400 hektar dan targetnya adalah 30 ribu hektar,” ucap Presiden.***

Artikel Lainnya

Terkini