Presiden Jokowi Minta Manajemen 5.000 Pasar Desa Dibenahi

11 November 2018, 20:00 WIB
jokowi%2Bblusukan
Presiden Jokowi blusukan di Pasar Cihaurgeulis Bandung/foto:biro pers setpres

BANDUNG– Presiden Joko Widodo meminta seira 5.00 pasar desa yang telah dibangun pemerintah agar dilakukan pembenahan manajemennya sehingga bisa bersaing dengan pasar modern.

Hal itu disampaikannya saat melakukan kunjungan kerjanya ke Provinsi Jawa Barat, Minggu, 11 November 2018.

Jokowi blusukan ke pasar tradisional. Kali ini pasar yang disambangi Presiden adalah Pasar Cihaurgeulis, Kota Bandung.

Presiden mengapresiasi pemerintah kota yang telah berupaya untuk membenahi pasar tradisional yang tadinya becek dan bau menjadi pasar yang tertata dan bersih. Ia pun berharap semua pasar tradisional bisa seperti itu.

“Pasar yang rapi, manajemennya baik, tidak bau. Saya kira semua pasar tradisional arahnya ke sana. Saat ini ada 2.500 pasar yang sudah kita bangun, itu di kota dan kabupaten. Tapi pasar desa juga lebih dari 5.000 yang kita bangun,” ungkapnya.

Saat tiba di Pasar Cihaurgeulis yang berlokasi di Jalan PHH. Mustofa, Presiden disambut para pedagang dan pembeli yang memadati pasar. Sebagian dari mereka pun langsung berebut untuk bersalaman dan berswafoto.

Presiden berinteraksi dengan para pedagang. Tak hanya itu, ia juga membeli beberapa jenis sayuran seperti ubi, kangkung, dan bayam.

Kepala Negara mengatakan, dirinya mengunjungi Pasar Cihaurgeulis untuk membandingkan harga komoditas saat ini.

Diketahui, sebelumnya Presiden juga memantau langsung harga di pasar yang berada di kota lain, yaitu di Pasar Bogor pada 30 Oktober 2018 dan di Pasar Anyar, Kota Tangerang pada 4 November 2018 lalu.

“Ya saya membandingkan pasar di Tangerang, pasar di Bogor, pasar di Bandung. Harga semuanya sama,” kata Presiden di area Car Free Day (CFD) Dago, seusai blusukan.

Berdasarkan pantauan Presiden di Pasar Cihaurgeulis, 1 ikat kangkung harganya sama dengan harga di Pasar Bogor, yakni Rp2.000. Lalu, 1 ikat daun singkong di Pasar Cihaurgeulis harganya sama dengan di Pasar Anyar dan Pasar Bogor, yakni Rp2.000.

“Kemudian telur juga sama harganya. Dulu Rp28 ribu (per kilogram), sekarang turun sampai Rp20-22 ribu (per kilogram). Daging (ayam), nah ini daging naik sedikit. Tadinya Rp28-Rp30 ribu, sekarang Rp33-Rp35 ribu.Kalau beras harganya stabil,” sambungnya.

Untuk komoditas lain seperti cabai terpantau stabil di kisaran Rp40 ribuan, meski dulu sempat berada di kisaran Rp80 ribuan. Ia mengatakan tugas pemerintah adalah menjaga keseimbangan harga antara produsen dan konsumen.

“Memang tidak bisa kita menghendaki harga cabai sampai Rp10 ribu, harga bawang sampai Rp5 ribu, petaninya yang kasihan. Artinya pemerintah menjaga keseimbangan agar harga pada posisi normal, wajar petaninya senang, sebagai produsen. Konsumennya masyarakat senang karena harganya tidak fluktuatif,” ujarnya. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini