Presiden Jokowi Minta Plesiran Keluar Negeri Dibatasi, Ajak Masyarakat Ramaikan Wisata Domestik

Presiden Jokowi meminta ada pembatasan masyarakat yang berwisata keluar negeri dan sebaliknya meminta agar kepala daerah mengajak masyarakat meramaikan wisata dalam negeri.

30 September 2022, 08:22 WIB

Jakarta – Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta plesiran keluar dibatasi dan para kepala daerah untuk mengajak masyarakat meramaikan pariwisata di dalam negeri.

Kepala Negara menyayangkan saat ini masih banyak masyarakat yang justru berplesiran ke luar negeri.

“Ajak masyarakat kita—ini kita bisa defisit wisata kita, yang datang ke sini belum banyak, yang keluar malah banyak sekali,” tuturnya saat memberi arahan kepada para menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), panglima daerah militer, kepala kepolisian daerah, dan kepala kejaksaan tinggi di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis, 29 September 2022.

Lanjut dia hal tersebut penting dilakukan untuk menjaga agar sektor pariwisata tidak mengalami defisit dan menjaga stabilitas devisa di tengah krisis global.

Mantan Wali Kota Solo itu mengingatkan, devisa negara bisa lari lagi kalau caranya tidak direm

Indonesia memiliki daerah-daerah tujuan wisata yang baik. Presiden memerinci beberapa daerah: Bali, Labuan Bajo, Wakatobi, Danau Toba, Raja Ampat, Bromo, Jogja, Bangka Belitung (Babel), hingga Jakarta.

Untuk itu, para kepala daerah mulai gubernur, bupati, wali kota, untuk mengajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri.

Pihaknya prihatin di tengah situasi krisis global saat ini, justru banyak pihak yang memilih untuk berkunjung ke luar negeri. Hal tersebut seharusnya bisa dibatasi.

“Kenapa dalam situasi krisis global seperti ini malah berbondong-bondong ke luar negeri? Dipamer-pamerin di Instagram, apalagi pejabat,” tukasnya.

Oleh karena itu, dia meminta jajarannya dapat membatasi kegiatan kunjungan ke luar negeri, dan mengajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku selektif dalam memilih kunjungan ke luar negeri dan hanya memilih kunjungan yang akan memberikan manfaat signifikan.

Diakuinya, undangan ke luar negeri itu mungkin setahun bisa lebih dari 20 undangan. Namun Jokowi datang paling dua atau tiga karena betul-betul direm.

“Ini ada manfaat konkret enggak sih? Karena juga keluar uang kita itu. Jadi hal-hal yang seperti itu rem. Rakyat juga kita beri tahu, gunakan untuk wisata di dalam negeri saja,” tutupnya. ***

Berita Lainnya

Terkini