Presiden Jokowi Tinjau Hutan Mangrove Multi Usaha di Bali

8 Oktober 2021, 15:56 WIB

 

AVvXsEgk5PwS099vmkHsYpEHHsyafyYMjdijgqwltR9nUtJLpwJr37P0UyX MqxUCGcLmQfRRA6 cSNXLZ0YlHgi8fMREH7muekTyR8eG7 ndvndQd790VaNg7MWXL6avQJaBaeSKfY I6Rb4VWDDvYiui4nwTfPPRF uD3BeqTCJGd hbFGCjurCv1 jE9N
Presiden Jokowi Meninjau hutan mangrove multi usaha di Bali./Dok.Biro Pers Setpres.

Badung – Presiden Joko Widodo meninjau hutan mangrove multi usaha di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Kabupaten Badung pada Jumat, (8/10 2021).

Di Taman Hutan Raya tersebut, Presiden dan Iriana didampingi Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono Prawiraatmaja, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Wakil Menteri LHK Alue Dohong, berjalan kaki di atas jembatan kayu menelusuri kawasan hutan mangrove sejauh 500 meter hingga menara pandang.

Menteri LHK Siti mengatakan, keberhasilan konservasi hutan mangrove di Mangrove Conservation Forest beriringan dengan alih usaha dari budidaya tambak menjadi multi usaha lain berbasis ekosistem mangrove, seperti budidaya ikan tangkap, hasil pengolahan produk mangrove non kayu, serta pariwisata.

Upaya tersebut menunjukkan bahwa pemulihan ekosistem mangrove dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal maupun regional.

Ketika berjalan kaki, Presiden dan Ibu Iriana mendapatkan penjelasan dari pengelola Taman Hutan Raya, Komang Tri, tentang kawasan hutan mangrove tersebut.

Komang Tri menjelaskan bahwa kawasan hutan mangrove tersebut direhabilitasi sejak tahun 1992.

“Luas kawasan ini sebesar 268 hektare. Sebelumnya merupakan lahan eks tambak ikan dan udang yang terbengkalai. Sejak 1992 direhabilitasi dan berhasil dengan baik. Saat ini terdapat 92 jenis burung dan 33 jenis tanaman mangrove,” ucap Komang Tri dilansir dari keterangan tertulis..

Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas lahan mangrove di Provinsi Bali mencapai 2.143,97 hektare.

Dari luas tersebut, 19 hektare di antaranya termasuk kategori kerapatan jarang, serta masih terdapat habitat mangrove yang berpotensi dapat ditanami seluas 263 hektare.

Dari kunjungan kerja ini juga diharapkan dapat diperoleh gambaran mengenai prestasi dan komitmen ekonomi hijau Indonesia yang dapat ditunjukkan kepada para anggota delegasi G20 pada KTT G20 tahun 2022 di Bali nanti.(Miftach Alifi)

Berita Lainnya

Terkini