Jakarta – Presiden Joko Widodo kembali meminta jajarannya untuk
mempercepat realisasi belanja anggaran pada kuartal keempat tahun 2020 ini. Di
kuartal terakhir ini, Kepala Negara meminta agar realisasi tersebut
benar-benar berada pada titik yang paling maksimal.
“Kuartal keempat ini sangat penting agar bisa memperbaiki lagi. Syukur bisa
masuk ke positif di kuartal yang keempat sehingga belanja (anggaran),
spending, harus menjadi kejar-kejaran kita semua,” ujar Presiden saat memimpin
sidang kabinet paripurna yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 2
November 2020.
Kuartal kedua lalu, sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi nasional berada
di angka minus 5,32 persen. Sementara di kuartal tiga, kondisi serupa
diperkirakan masih akan terjadi meski berada dalam tren yang semakin membaik.
“Ini memang kalau dibandingkan negara lain ya masih jauh lebih baik. Tapi ini
patut kita berikan tekanan untuk yang kuartal keempat,” kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menekankan bahwa apabila belanja
anggaran pada kuartal empat telah terselesaikan dan maksimal diserap, maka
seluruh jajarannya sudah harus bersiap untuk melaju pada kuartal pertama pada
tahun 2021 mendatang.
Kepala Negara mengingatkan bahwa setelah masing-masing kementerian dan lembaga
menerima Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), maka pada saat itu pula
proses lelang dan belanja anggaran dapat segera dilakukan.
“Kuartal pertama 2021 juga harus mulai didesain dari sekarang agar kegiatan
itu dimulai di bulan Januari, terutama yang paling cepat adalah bantuan
sosial. Yang belanja-belanja modal, terutama infrastruktur, baik di
Kementerian PU, Perhubungan, dan kementerian lain yang bisa digiring untuk
segera dimulai, maka (segera) mulai,” ucapnya.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menyinggung soal peluang untuk
memulihkan sekaligus meningkatkan kondisi investasi di Indonesia.
Baru-baru ini, di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi, Indonesia memperoleh
perpanjangan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika
Serikat yang memungkinkan produk-produk Indonesia untuk lebih mudah memasuki
pasar Amerika Serikat.
“Kita harapkan ekspor kita akan bisa naik melompat karena fasilitas GSP ini
diberikan kepada kita,” ucap Presiden. Lebih jauh, Kepala Negara juga melihat
adanya kesempatan dari perpanjangan fasilitas tersebut untuk dapat menarik
investasi ke Indonesia.
“Orang ingin mendirikan industri, pabrik, dan perusahaan di Indonesia akan
menjadi lebih menarik karena untuk masuk ke Amerika kita diberikan fasilitas
itu,” tandasnya. (imh)