Prestasi Anak Muda Indonesia di e-Sport Kian Diperhitungkan

11 Februari 2020, 21:58 WIB

Denpasar – Prestasi para pemain e-sport Bali cukup membanggakan dan menginspirasi yang lain untuk mengejar prestasi tinggi, terlebih bagi anak-anak muda di Bali. Bali sangat diperhitungkan dalam kancah persaingan e-sport di Tanah Air bahkan di tingkat Asia.

Salah satu pemain e-sports asal Bali, I Made Aris Sandra, bisa menjadi inspirasi setelah berhasil menjadi juara 3 ajang Piala Presiden 2020 di cabang eFoorball Pro Evolution Soccer (PES) beberapa hari lalu.

Didukung timnya dari Bali Percy Esport, Aris mampu bersaing dengan wakil dari Myanmar, Vietnam, Malaysia serta Thailand. Aris bahkan tampil top score dari salah satu event e-sport prestisius di Indonesia itu.

Selain Aris, pemain e-sport muda asal Bali juga tampil di berbagai ajang International. Richard Adriennov, anak muda asal Badung, pernah tampil sebagai juara dalam kejuaraan battleground game yang digelar di Jepang tahun 2014 lalu.

Pada kategori perorangan Richard sukses meraih posisi ketiga, sementara timnya yang mewakili Indonesia menjadi runner up.

“Bangga juga sih bisa tampil sebagai salah satu wakil Indonesia untuk bertarung dengan pemain-pemain e-sport dari berbagai negara. Apalagi event-nya digelar di Jepang,” ujar Richard saat ditemui di komunitas e-sport LAzone di kawasan Sesetan, Denpasar, Selasa (11/2/2020).

Dia bercerita, untuk bisa bertarung di event International itu butuh perjuangan panjang dan pengorbanan waktu.

Dicontohkan, sebelum bisa tampil di Jepang, ia sudah mengajukan ikut kejuaraan e-sport jauh-jauh hari. Dalam prosesnya Richard mengasah diri untuk mencapai ranking pemain yang dipersyaratkan dalam kejuaraan itu.

“Gamers yang ikut kejuaraan itu harus punya winrate, angka rata-rata kemenangan di atas 60 persen dan memiliki durasi 12 jam permainan sehari. Makanya saya putuskan keluar dari SMU karena yakin jika diperjuangkan dengan total bisa berprestasi,” tuturnya.

Richard menambahkan, minat anak-anak muda Bali terhadap e-sport belakangan ini semakin besar.

Dari pengalamannya, banyak event e-sport digelar dan ditemui di Banjar-Banjar dan kampus-kampus di Bali.

Apalagi jumlah komunitas e-sport juga tumbuh subur. Seperti halnya komunitas e-sport LAzone Bali yang mewadahi banyak pemain e-sport.

“Kegiatan komunitas LAzone Bali ini tidak hanya mengasah skill melalui turnamen rutin, tapi juga saling sharing banyak hal terkait e-sport. Termasuk soal attitude agar bisa meraih prestasi,” jelas Richard yang tahun lalu sukses jadi juara 1 kejuaraan e-sports PUBG (Player Unknown’s Battlegrounds), yang digelar salah satu kampus di Bali tahun 2019 lalu.

Atas prestasinya itu, Richard dikontrak oleh salah satu klub ternama di Jakarta. Saban bulan dia mendapatkan gaji dan berbagai fasilitas sebagai pemain profesional. Tentunya, kesempatan untuk bertarung dengan pemain-pemain e-sport papan atas dunia juga makin terbuka, sehingga kemampuannya ikut terasah. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini