Produk Tuna Indonesia Berhasil Meraih Sertifikasi MSC

29 Januari 2021, 22:50 WIB

Jakarta – Produk perikanan tuna sirip kuning (yellowfin tuna) dan
cakalang (skipjack tuna) Indonesia berhasil memenuhi sertifikasi standar
global perikanan berkelanjutan oleh Marine Stewardship Council (MSC), sebuah
organisasi lingkungan nirlaba (29/1/2021).

Kolaborasi pemerintah Indonesia dengan MSC ini menjadikan 11.000 ton tuna
sirip kuning dan cakalang memiliki sertifikasi untuk pasar Amerika dan Eropa.

Capaian ini merupakan ketiga kalinya diraih Indonesia berkat upaya Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Asosiasi Perikanan Pole and Line dan Handline
Indonesia (AP2HI) yang didukung International Pole and Line Foundation (IPNLF)
telah bekerja keras untuk memastikan perikanan tuna di Indonesia dikelola
secara berkelanjutan.

Sebelumnya, pada Mei 2020, North Buru and Maluku Fair Trade Fishing
Associations, Indonesian Handline Yellowfin Tuna disertifikasi dengan Standar
MSC, ini menyusul PT Citra Raja Ampat Canning (CRAC) yang meraih sertifikasi
pada November 2018.

Plt Direktur Jenderal Perikanan Tangkap M. Zaini menjelaskan sertifikasi yang
diperoleh ini melibatkan 380 kapal penangkap ikan yang tersebar di kepulauan
Indonesia.

Mulai dari Sulawesi Utara dan Maluku Utara hingga ke Laut Banda, dan Flores
Timur dan Barat. Ini juga merupakan implementasi kerja sama antara KKP dan MSC
yang menegaskan komitmen bersama untuk memperkuat kolaborasi tentang
penangkapan ikan yang berkelanjutan.

“Adanya sertifikasi ini menunjukkan komitmen kita terhadap penangkapan tuna
yang berkelanjutan di Indonesia pada dunia. Sebagai salah satu penghasil tuna
terbesar di dunia, sangat vital bagi kita untuk mendukung proses perolehan
sertifikasi ini melalui program perbaikan perikanan agar segala sektor
perikanan bisa tumbuh secara berkelanjutan sembari memberikan jaminan mata
pencaharian di masa depan,” ujarnya.

Sertifikasi tersebut menentukan penangkapan ikan untuk tetap berada pada
tingkat praktik terbaik global dengan pengelolaan stok yang baik.

Perolehan ini menjadi komitmen yang harus tetap dijaga selama waktu lima tahun
untuk mempertahankan sertifikatnya, terkait dengan stok dan manajemen.

Tentu saja Dukungan seluruh stakeholder terkait terhadap perikanan tuna skala
kecil menjadi hal yang sangdt penting dalam mendorong percepatan proses menuju
keberlajuntan.

“Indonesia bangga saat ini memiliki perikanan ketiga yang memenuhi standar
keberlanjutan perikanan tertinggi,” sambungnya. Penilaian untuk mendapatkan
sertifikasi tersebut dilakukan oleh penilai independen, SAI Global.

Selain itu diikuti dengan penilaian terperinci dan konsultasi parapihak oleh
Western and Central Pacific Fisheries Commission (WCPFC) badan yang
bertanggung jawab atas 60% tangkapan tuna dunia, juga pemerintah Pusat dan
Provinsi.

Direktur Asia Pasifik Marine Stewardship Council, Patrick Caleo mengucapkan
selamat atas capaian yang diraih Indonesia terutama AP2HI yang telah berupaya
keras mengelola perikanan berkelanjutan.

“Program ekolabel dan sertifikasi MSC ini mengakui dan menghargai praktik
penangkapan ikan yang berkelanjutan dan membantu menciptakan pasar makanan
laut yang lebih berkelanjutan agar dapat diakui secara global,” tutupnya.
(riz)

Berita Lainnya

Terkini